BAGHDAD - Jaringan Al Qaida Irak hari Jum'at kemarin menyatakan bertanggung jawab atas tiga serangan bom di luar kantor kedubes asing, Amerika dan pemerintah Irak khawatir aksi ini adalah upaya kembalinya aksi teror kelompok tersebut.
Bom tersebut merupakan salah satu gelombang serangan dalam sepekan ini yang menewaskan 120 orang disekitar Baghdad, kelihatannya Al Qaida Irak sedang menciptakan zona perang khusus di kota ini.
Dalam periode tenang di Irak saat ini, Al Qaida masih mampu melaksanakan serangkaian pemboman tingkat tinggi, Amerika serika dan pejabat intelejen Irak mengatakan Al Qaida akan menguatkan untuk serangan lebih tinggi dan mematikan.
Dalam statement nya yang diposting hari Jum'at di sebuah situs Islam, Daulah Islam Irak, yang didalamnya termasuk Al Qaida, menyebut tiga serangan bom beruntun pada 4 April lalu yang menewaskan 40 orang didepan gedung kedutaan Jerman, Iran dan Mesir adalah "serangan baru kedalam pusat perencanaan keamanan'" di Baghdad.
Juga disebutkan, semua "lembaga diplomasi, kedutaan dan organisasi internasional" yang bekerja sama dengan pemerintah Irak adalah "target halal". Daulah Islam Irak juga memberikan pernyataan lain jika mereka tidak terlibat dalam serangan pekan ini, yaitu serangan bom yang menghancurkan gedung apartemen dan pasar dimana 50 orang tewas, kebanyakan adalah orang Syiah di wilayah Baghdad.
Namun begitu, pejabat keamanan Irak tetap menyalahkan Al Qaida berada di dua serangan bom besar tersebut.
"Al Qaida melaksanakan operasi tersebut di Baghdad untuk menyatakan bahwa mereka masih eksis", kata Kolonel Ali Fadhil, komandan tentara Irak di ibukota. "Namun kami juga akan menyatakan kepada mereka bahwa kami juga eksis".
[muslimdaily.net/AFP]