CIA telah menerima otoritas untuk menjangkau target serangan yang lebih luas dengan misil pesawat tak berawaknya (drone), meskipun terjadi banyak protes menentang serangan drone karena meningkatnya jumlah korban sipil.
Pihak penjajah Amerika Serikat akan memperluas serangan drone-nya di daerah kesukuan Pakistan. Termasuk mengarahkan target terhadap musuh dengan daya serang rendah yang identitasnya belum diketahui, demikian keterangan pejabat AS pada hari Rabu seperti yang dikutip dalam pemberitaan Reuters.
Pemberitaan tersebut mengatakan bahwa target mereka termasuk siapa saja yang dideskripsikan sebagai militan.
Serangan yang menggunakan pesawat tempur tak berawak ini dimulai sejak iinvasi AS ke Afghanistan pada masa pemerintahan George W. Bush dan ditingkatkan penggunaanya pada masa Barack Obama.
Pihak Washington mengklaim bahwa serangan yang mereka lakukan sangat penting untuk melindungi tentara penjajah asing dan mengeliminasi para pejuang.
Sejak Agustus 2008, sebanyak 850 orang yang sebagian besar adalah penduduk sipil menjadi korban keganasan drone Amerika di Pakistan.
Di tahun 2009, CIA melancarkan 44 kali serangan drone di daerah kesukuan Waziristan Utara dan Selatan, namun hanya sedikit sekali serangan yang benar-benar menyasar pejuang, malah sebagian besar mengenai rakyat sipil, demikian laporan situs antiwar.com pada tanggal 19 Januari lalu.
[muslimdaily.net/ptv]