Berita cukup mengejutkan datang dari kota suci Nabi kita Muhammad SAW, Madinah. Sebuah kota satelit yang disebut "kota pintar" akan segera dibangun di sekitar Madinah untuk mendukung kegiatan ekonomi.
Akan tetapi pembangunan "kota satelit" tersebut memunculkan berbagai pertanyaan karena sangat kontroversial.
Non muslim/kafir memang tidak diperbolehkan memasuki kota suci baik Makkah maupun Madinah, karena hanya orang muslim saja yang diijinkan memasukinya. Namun, hal itu bisa saja berubah saat sebuah 'kota satelit' selesai dibangun di Madinah.
Knowledge Economic City (KEC), demikian nama resmi yang akan disandang 'kota pintar' tersebut. Dalam master plan pembangunan kota, setiap gedung akan dikoneksikan melalui data, suara dan hubungan video. Yang membikin heboh adalah diijinkannya non muslim/kafir untuk memasuki area kota tersebut. Hal itu dimaksudkan agar kota tersebut menjadi "jendela" bagi Islam kepada dunia, demikian keterangan pemimpin proyek.
Sami Baroum, manajer direktur grup Savala, pimpinan proyek dari perusahaan swasta tersebut mengatakan bahwa sepertiga area kota satelit tersebut akan berada di luar Madinah dimana luas totalnya adalah 4.8 kilometer persegi dan diharapkan dapat dibuka 5 tahun lagi.
"Untuk pertama kalinya, non muslim/kafir akan merasakan hidup di dalam kota suci," ujar Baroum.
"Mereka tidak tinggal di dalam area terlarang, tetapi mereka sangat dekat karena mereka bisa melihat lampu masjid Nabawi."
Raja Saudi, Raja Abdullah juga turut menyumbang dalam proyek kontroversial tersebut, karena memang dia juga menguasai saham dalam proyek KEC melalui yayasannya 'King Abdullah Foundation'. Keuntungan proyek ini konon akan diberikan untuk menyediakan rumah bagi orang miskin di Arab.
Menurut rencana desain, KEC bisa menampung lebih dari 150.000 orang di wilayah pemukiman tersebut, yang akan didukung oleh fasilitas komersial seperti fasilitas perhotelan, sebuah taman hiburan dan museum Islam.
Wilayah kota Makkah dan Madinah adalah tempat-tempat suci yang dikhususkan bagi umat Islam, menurut hukum Islam. Daerah terlarang di kedua kota telah didefinisikan dengan baik. Dengan pengembangan dan pembangunan yang terjadi, wilayah kedua kota suci tersebut ikut meluas, melebiha batas yang telah ditetapkan dalam syariah.
Namun rencana pengembangan kota satelit di Madinah terlihat sangat gegabah dan mengundang kontroversi karena dapat menodai kesucian kota Nabi tersebut hanya karena alasan duit semata. Hendaknya pemerintah Arab Saudi membatalkan rencana tersebut. Hal ini bisa digunakan orang-orang kafir, dengan segala tipu daya mereka menjajah tanah haram.
[muslimdaily.net/middleeastonline]