View Full Version
Jum'at, 04 Jun 2010

Turki Marah Atas Usaha Israel Menghindari Penyelidikan Internasional Terhadap Kasus Armada Kebebasan Flotilla

Turki yang sedang berduka atas kematian warganya dalam insiden armada kebebasan Flotilla dibuat marah oleh usaha Israel kamis lalu yang menawarkan penyelidikan sendiri untuk menghindari penyelidikan internasional yang diagendakan PBB. Dalam tawaran tersebut, Israel menjanjikan akan terbuka kepada pihak luar yang ingin mengamati proses penyelidikan.

Turki sangat kehilangan atas kepergian sembilan warga negaranya yang salah satu dari mereka ada yang masih berkewarganegaraan Amerika Serikat.

Ribuan orang ikut memadati pemakaman delapan aktivis pro-Palestina di Istanbul hari. Jenazah tersebut adalah korban kebrutalan serangan komando angkatan laut Israel hari senin lalu di perairan Internasional (kurang lebih 65 km di lepas pantai Gaza).

"Turki tidak akan pernah melupakan kejadian ini. Jalan Turki dan Israel tidak akan pernah menjadi sama lagi." kata Presiden Turki, Abdullah Gul yang telah lama menjalin hubungan erat dengan Israel.

Berbeda dari suasana di Turki, di Tel Aviv hampir 1000 warga Israel justru menggelar demonstrasi menentang sikap dunia Internasional kepada negara mereka. Mereka menganggap tindakan Israel dalam insiden di perairan Internasional adalah tindakan defensif.

Dengan semangat, para demonstran mengibarkan bendera Israel di luar kantor kedutaan Turki sambil meneriakkan slogan-slogan yang mengecam para pemimpin Turki. Dalam aksi tersebut, sebuah stasiun televisi Israel sempat menunjukkan seorang pengunjuk rasa melambai-lambaikan sebuah foto rekayasa yang menggambarkan Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan yang suka mengkritik Israel sebagai Hitler.

Insiden penyerangan armada kebebasan Flotilla memang menjadi insiden yang paling menyita perhatian dunia internasional minggu ini. Dalam insiden tersebut, kedua belah pihak yang terlibat (Israel dan aktivis pro-Palestina, red) saling mengklaim berada di pihak yang benar.

Sebagaimana yang diakui pihak Israel, mereka mengatakan kalau serangan yang dilakukan pasukannya hanyalah sebagai tindakan membela diri setelah sebelumnya mereka mendapatkan perlawanan sengit di atas kapal pesiar Mavi Marmara.

Juru bicara militer Israel, Kapten Ayre Shalicar dalam sebuah kesempatan menuduh dalam insiden tersebut, para aktivis pro-Palestina telah menembakkan senapan sitaan ke arah pasukan Israel.

Tapi Bülent Yıldırım, kepala sebuah badan amal yang mengorganisir armada kebebasan membantah klaim tersebut. Ia mengatakan para aktivis memang menyita senjata pasukan Israel, tetapi mereka langsung melemparkan senjata tersebut ke laut. [muslimdaily.net/reu]


latestnews

View Full Version