Angkatan Laut Israel hari ini telah merangsek ke kapal Rachel Corrie dan membawanya ke pelabuhan Israel tanpa insiden apapun. Kekhawatiran akan terjadinya insiden memang sempat muncul dari beberapa pihak, mengingat insiden armada kebebasan Flotilla di perairan internasional lima hari lalu yang melibatkan angkatan laut Israel dan menewaskan sembilan orang aktivis kemanusiaan Turki.
Kapal Rachel Corrie dengan penumpang para aktivis kemanusiaan dari Irlandia dan beberapa negara lain sebelumnya telah mengabaikan perintah angkatan laut Israel untuk menurunkan muatan yang mereka bawa untuk kemudian dibongkar dan diperiksa sebelum pengirimannya ke Gaza.
Menanggapi pengabaian tersebut, Angkatan Laut Israel langsung melakukan tindakan, mencegat dan mengambil alih kapal Rachel Corrie, kemudian membawanya merapat ke pelabuhan Asdod, Israel.
Juru bicara Departemen Dalam Negeri Israel, Sabine Haddad mengatakan semua awak kapal yang berjumlah 19 orang telah menandatangani surat deportasi dan kemungkinan akan meninggalkan Israel lewat jalur udara hari ini juga.
"Proses ini berjalan sangat lancar dan mereka akan dideportasi melalui bandara Ben-Gurion mulai besok." kata Haddad.
Ia menambahkan, enam warga negara Malaysia dan satu warga negara Kuba akan meninggalkan negara Israel lewat Yordania.
Pihak militer Israel menjelaskan kapal Rachel Corrie dapat bersandar di pelabuhan Israel karena kepatuhan para awak kapal sehingga tidak menimbulkan masalah apapun. "
Dalam pernyataan resminya, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengatakan "Prosedur yang digunakan oleh angkatan laut Israel hari senin lalu sama dengan yang digunakan hari sabtu ini (kemarin, red), tapi kali ini respon dari awak kapal memang berbeda. Di kapal Rachel Corrie, para penumpang mau mematuhi prosedur yang berlaku sehigga tidak menimbulkan masalah. Sedangkan dalam insiden senin lalu, ada satu kapal yang ditumpangi oleh aktivis Islam berhaluan ekstrim, pendukung terorisme yang menunggu pasukan kami dengan tongkat dan pisau." [muslimdaily.net/yn]