View Full Version
Rabu, 09 Jun 2010

Mengajarkan Anak Nilai Privasi

Anak kecil adalah makhluk yang lugu. Akibatnya, dalam banyak hal mereka tidak dapat membedakan berbagai macam informasi yang mereka terima. Seperti apa yang dapat diperlihatkan dan apa yang harus dijaga privasinya.

Dalam masa pertumbuhannya, mereka mempelajari tentang benar dan salah. Namun sebelum itu, dalam masa mereka yang menggemaskan, bisa jadi mereka mengungkapkan sesuatu yang mungkin memalukan bagi orang tuanya. Hal ini karena mereka mudah untuk berbicara terbuka kepada orang lain mengenai masalah pribadi dalam keluarga.

Penting untuk mengajarkan anak-anak nilai privasi pada usia dini. Mereka harus sadar bahwa beberapa hal bersifat pribadi dan harus dirahasiakan. Orang dewasa harus menghindari membicarakan hal-hal tertentu di depan anak maupun adik, keponakan mereka. Terutama masalah yang sedang dihadapi orang tuanya. Bahkan berbicara dengan telepon di depan anak merupakan ide buruk, saat masalah yang diperbincangkan adalah masalah pribadi yang tidak boleh terungkap kepada orang lain. Dalam usia yang masih sangat muda, anak-anak tidak bisa membedakan mana hal yang bersifat privasi dan mana yang tidak.


Saat anak beranjak dewasa, rasa penghormatan terhadap privasi perlu ditanamkan terhadap mereka. Mereka harus memiliki rasa (sense) bahwa rumah adalah area pribadi.Hal ini sangat penting ketika anak-anak mulai bersekolah.Tapi bagaimana hal ini dapat dicapai?


Anak-anak bersifat cepat menerima terhadap rangsangan gambar. Misalnya, "rumah ini tempat kita hidup melindungi diri kita dari dunia luar. Apakah kita bisa duduk di dalamnya seperti yang kita lakukan ini jika tidak memiliki dinding? Apakah kita bisa duduk di meja dan makan malam saat semua orang di luar memandang kita? Dengan cara ini, kita dapat memperkenalkan konsep privasi dalam pikiran anak-anak dan mendorong anak-anak kita untuk mengidentifikasi rumah dan keluarga mereka.


Dari titik tolak ini, kita bisa mengajarkan anak-anak kita tentang perlunya menjaga rahasia keluarga dan masalah pribadi dari masyarakat umum.
Tahap berikutnya adalah untuk membantu anak mengembangkan pemahaman mendalam mengenai privasi dan dimensi praktisnya. Hal ini dapat dimulai dengan mengajarkan anak untuk meminta izin sebelum memasuki kamar orang lain.


Allah telah mengarahkan kita dalam Al Qur'an untuk mengajarkan hal ini kepada anak-anak kita. Seperti yang termaktub dalam Surat An Nur ayat 58, yang berbunyi:
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu . Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu . Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk mengajarkan pada anak-anak kita yang belum mencapai baligh untuk meminta izin sebelum memasuki kamar di tiga waktu dalam sehari. Yang pertama adalah sebelum shubuh ketika orang-orang biasanya tidur di tempat tidur mereka. Yang kedua adalah tengah hari dimana saat cuaca panas, sering kali mereke beristirahat di kamar dalam keadaan tidak berpakaian. Yang ketiga adalah pada malam hari, juga waktu istirahat dan tidur.

"Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin . Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana "

Demikian Allah jelaskan kembali dalam Surat An Nur ayat 59.

 [muslimdaily.net/islamtoday]


latestnews

View Full Version