NANTES - Seorang pria tukang daging muslim Perancis saat ini berada di tengah sorotan tajam atas dakwaan poligami dengan penipuan kesejahteraan, bersama empat rekannya juga akan menghadapi dakwaan, kata jaksa hari Rabu.
Lies Hebbadj, pria yang mengelola toko daging halal di kota barat Nantes, ia menjadi berita di Prancis setelah istrinya yang beberapa waktu lalu didenda karena mengemudi dengan tetap memakai cadarnya pada bulan April.
Menteri Dalam Negeri Brice Hortefeux telah mengancam akan mencabut paspor Prancis pria kelahiran Aljazair itu setelah ia dituduh berpoligami. Poligami yang halal dalam Islam dianggap ilegal di Prancis.
Setelah penyelidikan hampir dua bulan, Hebbadj malahan didakwa dengan penipuan kesejahteraan dan melanggar undang-undang tenaga kerja, kata jaksa Nantes, Xavier Ronsin dalam sebuah konferensi pers.
Pria 35-tahun ini ditempatkan di bawah kontrol yudisial, ia dipaksa menyerahkan paspor dan membayar 10.000 euro (12.000 dolar) sebagai jaminan sebelum meninggalkan gedung pengadilan dengan mobil van polisi.
Empat temannya, termasuk istrinya akan dipanggil untuk menghadap hakim segera juga untuk secara resmi didakwa dengan penipuan kesejahteraan, kata jaksa.
Dakwaan ini berasal dari sejumlah dugaan pelanggaran yang menunjukkan bahwa Hebbadj diuangkan di atas imbalan kesejahteraan yang ia tidak berhak, kata jaksa.
Hebbadj ayah dari 15 anak. Istri dan anak-anaknya disebutkan hidup di bawah atap yang sama dan menggunakan kartu debit temannya Hebbadj untuk mendapat dana dari pembayaran jaminan sosial, menurut jaksa.
Hebbadj juga dibebankan dengan mempekerjakan 13 orang asing dan mahasiswa asing untuk bekerja di tokonya tanpa visa yang tepat, ia menambahkan. Ia dituduh membayar para karyawannya dengan upah minim.
Polisi pernah memberhentikan istri Hebbadj yang berusia 31 tahun di Nantes pada tanggal 2 April dan mendendanya 22 euro (29 dolar) atas dakwaan bahwa niqab yang ia pakai membatasi penglihatannya sehingga dia tidak bisa mengemudi dengan aman.
Istrinya, bernama Mouleres Sandrine, akan muncul di pengadilan pada tanggal 28 Juni secara resmi untuk menantang denda polisi.
Kontroversi Hebbadj dan istrinya muncul disaat parlemen sedang mempersiapkan debat bulan depan untuk menentukan undang-undang yang melarang pemakaian cadar yang telah memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih luas tentang Islam di Perancis.
Perdebatan besar di Prancis ini semakin meningkatkan kekhawatiran di kalangan para imigran mengenai status mereka di masa depan.
Larangan cadar ini merupakan kampanye anti-Islam yang di suarakan presiden Nicolas Sarkozy dengan dalih untuk menegakkan demokrasi.
[muslimdaily.net/france24]