Surat Kabar New York Times pada edisi Senin (21/6) lalu melansir sebuah artikel berjudul "Keberuntungan Turki dan Kerugian Iran" yang ditulis oleh kolumnis Bernand Heikel dan Eliot Hann, dua professor dari Universitas Brinston, Amerika.
Dalam artikel tersebut disebutkan, Turki kini telah menjadi kekuatan besar dan berpengaruh, yang menjadikannya pemimpin baru di kawasan Timur Tengah dan dunia Islam.
Peristiwa Mavi Marmara yang mencuri perhatian hampir seluruh mata masyarakat internasional merupakan titik penting bagi proses kian menanjaknya peran Turki di kawasan Timur Tengah dan dunia Islam, serta menurunnya peran Iran.
Kedua penulis juga menyoroti menanjaknya popularitas dan pengaruh Turki di Timur Tengah, yang menjadikan beberapa pihak menaruk optimismenya kepada Turki untuk perdamaian di kawasan "panas" tersebut, namun di sisi yang lain juga mengakibatkan kecemasan dari pihak yang lain.
Ditambahkan artikel tersebut, kenyataan ini tidak bisa dilepaskan dari sosok tokoh sentral Turki yang kharismatik, yaitu Perdana Menteri Recep Tayyep Erdogan, juga beberapa orang kuat di sekitarnya, semisal Bulent Arinc (mantan ketua parlemen), Abdullah Gul (Presiden Turki), dan Ahmet Davutoglu (Menteri Luar Negeri). (muslimdaily/era)