View Full Version
Senin, 05 Jul 2010

Murtadin Mesir Meminta Ganti KTP Baru

KAIRO - Maher El Gohary dan putrinya, Dina, yang pindah agama menjadi Kristen, telah ditolak oleh pemerintah Mesir mengajukan izin untuk mengubah identitas pada Kartu Tanda Penduduk mereka sebagai orang Kristen. Keluarga Gohary saat ini hidup secara sembunyi-sembunyi di Kairo. Mereka sehari-hari bisa menghadapi ancaman hukuman ekstra yudisial, termasuk kematian. Dina, putri Gohary pernah menulis surat ke Presiden Obama saat berpidato di Kairo di Universitas Al Azhar pada bulan Juni 2009. Dalam suratnya kepada Presiden Obama, Dina Gohary mengadu:

Mr Presiden Obama, kami adalah minoritas di Mesir. Kami diperlakukan dengan sangat buruk. Anda mengatakan bahwa minoritas Muslim di Amerika diperlakukan sangat baik, jadi mengapa kita tidak diperlakukan baik di sini juga? Kita dipenjara di rumah sendiri karena ulama Muslim menyerukan pembunuhan kepada ayah saya, dan sekarang Pemerintah telah menetapkan bagi kita sebuah penjara baru, kita dipenjara di negara kita sendiri. Gadis Mesir meminta Presiden Obama untuk menengahi dengan pemerintah Mesir atas nama mereka.

Ternyata kedatangan Obama ke Mesir tahun lalu dan pidatonya di Al Azhar dimanfaatkan para murtadin Mesir untuk berkeluh kesah.

Maher El Gohary juga mengajukan Acton hukum di pengadilan Mesir. Namun permohonan-nya ditolak. Kehidupan dan rumah mereka telah terancam. Mereka dan para murtadin lainnya sedang mencoba meninggalkan Mesir untuk tinggal di negara lain.

Pendapat Ahli Hukum


Jussuf al Badri, ahli hukum Mesir menyatakan bahwa di bawah Syariah Islam, "Allah telah memerintahkan kita untuk membunuh mereka yang meninggalkan islam". Pindah agama dari Islam ke Kristen adalah dosa yang fatal, kata al Badri.


Padahal sebenarnya, Mesir sendiri bukanlah negara Islam atau negara yang menerapkan hukum Islam. Untuk hukuman mati bagi orang yang murtad, sepertinya hanya Arab Saudi yang melaksanakan hukuman tersebut.

[muslimdaily.net/redcounty]


latestnews

View Full Version