Siswa, orangtua, dan aktivis Muslim meminta anggota parlemen di negara bagian New York untuk menambahkan dua hari libur pada kalender sekolah.
Setelah gagal meyakinkan Walikota New York Michael Bloomberg untuk menambahkan dua hari raya Islam ke dalam daftar hari libur resmi di sekolah umum, ratusan Muslim meluncurkan kampanye agar Senat dan parlemen negara bagian mengganti keputusan walikota tersebut pada hari Senin 12 Juli 2010.
Bloomberg menolak proposal penambahan hari libur di sekolah-sekolah, sementara para pendukung berpendapat bahwa total penambahan lima hari libur baru tidak akan menjadi penghalang bagi proses pendidikan, terutama yang dalam banyak hal dua hari raya Islam, Idul Adha dan Idul Fitri sering jatuh di akhir pekan.
"Semua orang ingin diakui tapi kenyataannya adalah kita perlu hari sekolah yang lebih, tidak kurang," kata Michael Bloomberg.
Menurut para pendukung, siswa Muslim pantas mendapatkan hari libur mereka dilembagakan seperti orang-orang Kristen dan Yahudi karena terdapat lebih dari 100.000 dari siswa muslim di sekolah umum saja, atau sekitar 12% dari total siswa di sekolah umum.
Kalender sekolah umum saat ini memiliki 13 hari libur keagamaan, termasuk orang-orang Yahudi seperti Hashana dan Rosh Yom Kippur dan orang-orang Kristen seperti Jumat Agung, Paskah, dan Natal. Sedangkan siswa mulsim tidak mendapatkan kesempatan di hari raya mereka.
Dewan kota New York tahun lalu mengeluarkan sebuah resolusi yang menyerukan kepada Departemen Pendidikan untuk menyertakan dua hari libur utama Muslim dalam kalender sekolah umum. Namun, persetujuan Bloomberg diperlukan untuk mengubah RUU menjadi undang-undang.
resolusi ini didukung oleh persatuan para guru.[muslimdaily.net/alarby]