Parlemen Spanyol menolak proposal untuk melarang wanita mengenakan cadar di tempat umum, dengan alasan perlindungan kebebasan pribadi, Selasa 20 Juli.
Proposal yang melarang wanita mengenakan cadar diajukan oleh Partai oposisi terkemuka dengan alasan bahwa pakaian itu melanggar hak-hak perempuan dan merusak martabat mereka.
Setelah perdebatan yang terjadi di majelis rendah, 162 anggota parlemen menerima larangan tersebut, 183 menentang, dan dua abstain.
Menurut Partai Populer, partai oposisi tersebut, proposal diajukan "untuk membela martabat dan kesetaraan semua wanita" dan untuk memastikan bahwa wanita muslim tidak dipaksa oleh suami mereka untuk mengenakan cadar.
Beberapa analis berpendapat bahwa tujuan utama dari proposal tersebut adalah memperkuat oposisi di tengah masalah ekonomi yang buruk yang dihadapi pemerintah Jose Luis Rodriguez Zapatero.
"Ini telah digunakan secara politik dalam mencari dukungan pemilu," ujar Mansur Escudero, Presiden Komisi Islam Spanyol.
Dia menambahkan bahwa terakhir kali ia melihat wanita bercadar di Spanyol adalah 10 tahun yang lalu di kota Marbella selatan, di mana beberapa orang Arab kaya memiliki rumah sendiri, dan bahwa wanita ini mungkin hanyalah turis.
"Wanita yang saya tahu yang biasa mengenakan burqa pernah tinggal di kota selatan Cordoba dan meninggal sekitar satu dekade lalu."
Tak satu pun dari juru bicara oposisi telah mampu menyebutkan sebuah tempat di Spanyol di mana perempuan secara rutin mengenakan cadar untuk menutupi wajah.
Meskipun terdapat penolakan terhadap larangan cadar, beberapa kota Spanyol, termasuk Barcelona, telah melarang mengenakan cadar di kantor pemerintahan.
Muslim di Spanyol yang diperkirakan berjumlah satu juta, sebagian besar pendatang dari Afrika utara bagian barat.
Perancis dan Belgia telah menyetujui larangan mengenakan cadar di depan umum, sementara Belanda kemungkinan akan mengikutinya.
[muslimdaily.net/alarby]