View Full Version
Jum'at, 06 Aug 2010

AS Juga Menggunakan Senjata Illegal di Irak

Jejak racun yang ditinggalkan oleh serangan gencar Amerika Serikat pada Fallujah di Irak tengah dilaporkan lebih mematikan dari yang melanda Hiroshima dan Nagasaki.

Temuan ini merupakan bagian dari studi berjudul "Kanker, Kematian Bayi dan Rasio jenis kelamin dalam kelahiran di Fallujah, Irak 2005-2009," yang juga dikutip dalam artikel bulan lalu oleh wartawan pemenang penghargaan Patrick Cockburn di harian Inggris, The Independent.

Menurut penelitian, pemeriksaan terhadap 4.800 orang kota Fallujah mengungkapkan bahwa, yang menjadi akibat utama serangan Amerika pada tahun 2004, adalah meningginya angka kematian bayi yang baru lahir, kanker dan leukemia dari apa yang telah dilaporkan lebih besar dari dua kota di Jepang yang ditargetkan oleh bom atom AS tahun 1945.

Sebagai kebalikan dari populasi normal, jumlah kelahiran perempuan lebih banyak dari laki-laki. Proporsi seperti yang telah ditemukan di Hiroshima, menunjukkan kerusakan genetik yang mempengaruhi anak laki-laki lebih besar dari perempuan.

Pasukan penjajah menggunakan amunisi fosfor yang beracun selama operasi.

Cockburn mengutip Dr Chris Busby, salah satu anggota dari tiga anggota tim yang melakukan studi tersebut, yang mengatakan bahwa "untuk menghasilkan efek seperti ini, beberapa paparan mutagenik yang sangat besar pasti telah terjadi."

Dokter tersebut mengatakan bahwa dari tingkat kerusakan genetik diperkirakan bahwa pasukan penjajah Amerika penggunaan uranium dalam bentuk tertentu.

"Dugaan saya adalah bahwa mereka menggunakan senjata baru  untuk menerobos dinding bangunan dan membunuh orang di dalamnya."

Penggunakan senjata kimia illegal acap kali digunakan pasukan penjajah baik Amerika di Irak dan Afghanistan maupun Israel dalam perang di Gaza tahun lalu. Hal ini jelas terlihat dari dampak berkepanjangan perang terhadap kesehatan fisik yang tidak pernah dipublikasikan media-media barat.

[muslimdaily.net/ptv]


latestnews

View Full Version