Setelah sempat gagal beberapa hari lalu, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) akhirnya melakukan pertemuan secara tertutup dengan pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Jumat (20/8/2010) malam. Pertemuan itu terkait rangkaian penolakan dan kecaman atas rencana aksi Hari Pembakaran Al-Quran yang dimotori Senator Pastor Terry Jones, di Florida, Amerika Serikat.
Dalam rilis GPP pagi ini, Koordinator GPP, Demian Dematra mengatakan, pertemuan berlangsung di markas FPI, kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. "Berlangsung sejak pukul 21.30 sampai dengan pukul 01.15 antara saya dan Habib Rizieq. Sifatnya memang tertutup. Ikut juga dalam dialog 5 petinggi FPI," kata Demian, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Hasil dari pertemuan baru akan disampaikan secara resmi pada sore ini di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Sebelumnya, GPP dan FPI merencanakan akan bertemu pada Rabu lalu. Namun, FPI membatalkan dengan alasan pertemuan tersebut "heboh" dibahas di microblogging Twitter.
Berkat komunikasi yang terus dibuka oleh kedua pihak, akhirnya disepakati untuk bertemu secara tertutup malam tadi. Dalam beberapa pekan terakhir, GPP bersama para tokoh agama gencar melakukan safari untuk menyuarakan penolakan dan kecaman atas aksi Hari Pembakaran Al-Quran.
Hal ini dilakukan untuk mengajak umat beragama di Indonesia tak terpancing aksi tersebut. Sejumlah tokoh, seperti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif telah ditemui.
Sebagaimana diberitakan Muslimdaily akhir Juli lalu (30/07/10), Sebuah gereja di Florida yang terkenal dengan sikap anti Islamnya sedang mengagendakan upacara pembakaran salinan Al-Qur'an dalam rangka memperingati serangan 11 September nanti.
The Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida, nama gereja tersebut hingga hari ini terus mengumumkan agenda tersebut pada situs web mereka dan situs jejaring sosial lainnya.
Dalam pengumumannya mereka dengan lantang mengajak masyarakat berpartisipasi dalam agenda pembakaran Al-Quran dalam rangka memperingati tragedii 9/11 dan berdiri melawan kejahatan Islam.
Gereja, yang juga meluncurkan beberapa kampanye perlawanan terhadap homoseksualitas dan aborsi tersebut memang banyak membuat provokasi seperti tahun lalu yang menyebarkan kaos yang berbunyi "Islam adalah setan."
Pemimpin Gereja, Dr Terry Jones yang pernah menerbitkan buku dengan judul provokatif tentang Islam juga sengaja menempatkan poster di luar gerejanya untuk menyampaikan pesan yang sama mengenai kampanye pembakaran Al-Quran. (muslimdaily)