Para juragan di Swedia skeptis tentang mempekerjakan para wanita yang menggunakan jilbab, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh stasiun radio Swedia Nyheter P3.
Dua gadis pencari kerja "fiksi" menggunakan nama Emma Svensson dan Evin Ziadi, keduanya mengajukan lamaran yang sama kepada 200 majikan berbeda di Swedia. Riwayat hidup kedua gadis itupun serupa.
Emma akhirnya dihubungi oleh 35 pengusaha dan Evin yang berjilbab hanya dihubungi 8 pengusaha. Pengusaha disana tidak bisa menjelaskan mengapa mereka menghubungi Emma dan bukan Evin.
Menurut studi di Swedia, 70% dari perusahaan itu tidak ingin karyawannya untuk mengenakan jilbab atau sorban dalam pekerjaannya. Perusahaan-perusahaan kecil paling skeptis jika para karyawannya mengenakan simbol agama seperti peci.
Penelitian ini menanyai 1300 perusahaan besar, kecil dan menengah mengenai apa yang mereka suka dan tidak suka mengenai karyawan yang potensial. 40% mengatakan bahwa mereka tidak berpikir akan memperkerjakan seseorang yang memakai simbol agama di kepalanya, dan 32% mengatakan mereka lebih memilih tidak memperkerjakan orang-orang seperti itu.
Jadi hasil dari studi itu, perusahaan di Swedia tidak suka dengan karyawan yang mengenakan simbol agama, khususnya jilbab bagi wanita.[muslimdaily.net/aftenposten]