Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada hari Sabtu mengumumkan bahwa ia telah mendirikan sebuah dewan untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Taliban, yang telah melancarkan perlawanan di Afghanistan selama hampir sembilan tahun.
Pembentukan Dewan Tinggi Perdamaian adalah "langkah yang signifikan menuju pembicaraan damai," kata pernyataan dari kantor Karzai.
Langkah ini merupakan salah satu langkah paling signifikan Karzai dalam usahanya untuk membuka dialog dengan pimpinan Taliban yang ditujukan untuk mempercepat berakhirnya perang yang berkepanjangan.
Pembentukan panel tersebut telah disetujui pada bulan Juni pada sebuah konferensi perdamaian nasional di Kabul, langkah yang disambut baik oleh pemerintah asing yang turut campur di urasan dalam negeri Afghanistan.
Dewan ini diusulkan sebagai badan negosiasi, harus terdiri dari wakil-wakil dari bagian yang luas dari masyarakat Afghanistan, untuk membicarakan perdamaian dengan Taliban.
Para pejabat bertemu Karzai di istana pada hari Sabtu untuk menyelesaikan daftar anggota, yang termasuk "para pemimpin jihad, tokoh berpengaruh dan wanita," kata pernyataan itu.
Daftar lengkap anggota akan diumumkan setelah libur Idul Fitri minggu depan, katanya.
Pengumuman Karzai telah diharapkan beberapa hari lalu, setelah ia bertemu minggu lalu dengan mantan pemimpin mujahidin Burhanuddin Rabbani dan Abdul Rasul Sayyaf, serta pejabat lain untuk membahas pembentukan dewan tersebut.
Juru bicara Karzai Simak Herawi mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan menyertakan "beberapa (mantan) Taliban dan anggota Hizb-i-Islami ," sebuah referensi untuk sebuah kelompok militan kecil yang dipimpin oleh mantan perdana menteri dan pemimpin mujahidin Gulbuddin Hekmatyar.
Taliban telah berulang kali menolak tawaran perundingan, mengatakan pemerintah Karzai sebagai boneka Amerika Serikat dan mengatakan mereka tidak akan membicarakan perdamaian sampai semua pasukan asing meninggalkan negara itu.
[muslimdaily.net/alarby]