Wikileaks berencana untuk merilis lagi lebih dari 400.000 dokumen-dokumen rahasia pada Perang Irak, sehingga hal ini dapat menjadi kebocoran militer terbesar dalam sejarah AS.
Pentagon telah membentuk gugus tugas 120 orang beberapa minggu lalu untuk menyelidiki dokumen dan menentukan dampak publikasi dokumen tersebut.
Dokumen rahasia militer AS tersebut diharapkan pada dirilis pada Senin 18 Oktober.
Kolonel David Lapan, jurubicara Pentagon mengatakan dokumen, diperoleh dari database yang berbasis di Irak. Di dalam dokumen itu termasuk "tindakan yang signifikan, pelaporan unit, laporan taktis, dan berbagai tindakan berkenaan dengan prosedur itu," lapor AFP.
Dokumen berisi "Significant activities" (SIGACTS), termasuk informasi mengenai serangan yang menargetkan pasukan koalisi, pasukan keamanan Irak, penduduk sipil dan infrastruktur, Departemen Pertahanan AS mengumumkan.
Newsweek sebelumnya melaporkan bahwa beberapa dokumen mengungkapkan pasukan AS yang terlibat dalam "pertumpahan darah." Pentagon telah meminta wikileaks untuk mengembalikan dokumen-dokumen rahasia kepada militer Amerika.
Diharapkan oleh wikileaks bahwa The New York Times, The Guardian (Inggris) dan Der Spiegel (Jerman) akan menerbitkan dokumen secara bersamaan.
Pada bulan Juli, Wikileaks telah menerbitkan 77.000 dokumen-dokumen rahasia pada perang di Afghanistan.
[muslimdaily.net/ptv]