View Full Version
Jum'at, 29 Oct 2010

Ketua PBNU Tantang Pemimpin Teroris

Dikutip dari PERISAI.NET: Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Agil Siradj mengatakan pihaknya siap berdebat dengan pemimpin teroris dalam menginterpretasi ajaran Islam dalam upaya membantu pemerintah memerangi terorisme. Hal ini dia sampaikan saat menerima kunjungan Partai Demokrat di kantor PBNU Jakarta Selasa (28/9).

Seperti dilaporkan BBC Indonesia, Rabu (29/9), KH Said Agil Siradj menilai selama ini cara mengatasi mereka (teroris) hanya dengan polisi. "Yang kita inginkan adalah cara berpikir mereka pun berubah," jelas Siradj.

Perubahan yang dimaksud Siradj adalah pemahaman agama mereka. "Mereka harus mengerti benar bahwa Islam itu bertentangan dengan kekerasan dan sebaliknya kekerasan itu bertentangan dengan agama. "Dalam al-Qur'an disebut tidak boleh ada kekerasan dalam agama. Dibalik juga bisa, dalam agama tidak boleh ada kekerasan," katanya.

Siradj mengakui memang ada banyak faktor yang membuat seseorang menjadi teroris, termasuk kesalahpahaman akan ajaran agama, kemiskinan, dan mungkin juga balas dendam. "Tapi minimal dari pihak NU siap untuk berdebat dari sisi pemahaman agama. Jadi tidak benar semua yang mereka lakukan itu adalah jihad. Tidak benar kalau itu merupakan perintah agama. Tidak benar itu akan membesarkan nama Islam. Justru sebaliknya memperburuk dan mencoreng nama Islam itu sendiri. Itu konyol," tegas Siradj.

Agil Siradj ingin menemui mereka yang sedang menjalani hukuman dan yang sedang dibina oleh polisi. "Supaya mereka berhenti melakukan itu [kegiatan terorisme] bukan karena takut dihukum tapi karena betul-betul merasa mereka itu salah dan Islam yang benar adalah yang membawa rahmat dan membawa misi perdamaian," lanjutnya.

Nah, sekarang siapa yang dimaksud pemimpin teroris itu oleh Said Agil Siradj ini?

Kyai satu ini juga pernah menjadi kontroversi saat menjadi saksi yang meringankan dalam kasus nabi palsu dari Betawi Ahmad Mossadeq. Kontroversi lain adalah saat ia mengatakan bahwa penangkapan ustad Abu Bakar Ba'asyir  bukanlah rekayasa polisi.

Bahkan ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menilai penembakan teoris saat tengah menjalankan ibadah salat oleh Densus 88 adalah hal yang wajar. Menurut Said Aqil, polisi berhak untuk menangkap bahkan menembak pelaku teroris. "Itu wajar, teroris adalah musuh negara. Musuh negara juga musuh Islam," ujarnya seperti dikutip dari INILAH.COM, Selasa (28/9). [muslimdaily.net]


latestnews

View Full Version