View Full Version
Selasa, 12 Apr 2011

Liana Febriani, Korban Penculikan Gerakan Perusak Islam

Kasus penculikan berkedok gerakan Islam dengan misi untuk stigma negatif umat muslim kembali terjadi. Kasus kali ini menimpa seorang korban bernama Liana Febriani. Siapa 'penculik' dan 'pencuci otak' Liana Febriani alias Lian, masih misterius. Banyak teori bermunculan. Ada yang menuding apa yang terjadi pada Lian adalah teknik KW9 NII, tapi ada yang melihatnya sebagai aksi gerakan jahat tertentu, bahkan operasi intelijen.

"Jika dilihat dari cara-cara penemuan Lian, besar kemungkinan ada gerakan-gerakan jahat  tertentu yang sengaja melakukan brainwash terhadap Lian, dan sengaja menaruh Lian di Masjid At Ta'awun dengan cara mengantarkannya menggunakan angkutan umum. Strategi menaruh/mengantar Lian ke Masjid At Ta'awun, adalah cara jitu untuk menarik publikasi orang banyak, karena seperti diketahui, masjid tersebut merupakan masjid populer di Puncak yang menjadi titik pertemuan masyarakat dari berbagai kalangan," pendapat Mustofa B. Nahrawardaya, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), sebagaimana dikutip dari detikcom, Selasa (12/4/2011).

Mustofa meyakini gerakan tersebut bukan organisasi militan semacam NII, apalagi organisasi teroris. "Alasannya sangat sederhana. Kalau pelakunya mereka, sangat tidak mungkin melepas 'klien' dalam kondisi linglung seperti itu. Apalagi, melepasnya di tengah keramaian seperti itu," ujarnya.

Jika dianalisa, lanjut Mustofa, pihak yang paling mungkin melakukan brainwash adalah pihak yang ingin merusak citra Islam, karena korban brainwash sengaja dibekali buku-buku agama Islam, kemudian dikenakan baju muslimah bercadar, lalu dilepas di Masjid At Ta'awun.

"Ini adalah siasat awal untuk blow up opini tertentu untuk menyudutkan Islam atau organisasi tertentu yang dianggap radikal atau militan. Tujuan mereka tidak lain agar siapapun penemu Lian, akan mengira dia korban cuci otak para pegiat islam radikal," kata pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah ini.

Karena itulah Mustofa mengimbau masyarakat berhati-hati dengan siasat-siasat seperti itu, karena biasanya, peristiwa-peristiwa semacam ini hanya akan digunakan untuk menutupi sesuatu.

Lian menghilang usai makan siang di kantin Kominfo di Jl Medan Merdeka, Jakarta Pusat, pada Kamis (7/4). Pada Jumat (8/4) dia menginap sendirian di Masjia At Ta'awun, Puncak, seorang diri sehingga menarik kecurigaan petugas keamanan setempat.

Pada Sabtu (9/4), pencarian pada identitas Lian yang mengaku bernama Maryam dan sedang menunggu jemputan teman-temannya, dimulai. Pada Ahad (10/4) subuh, keluarga Lian menjemput ibu satu anak yang tak mengenal dirinya sendiri itu. (muslimdaily/detik)


latestnews

View Full Version