View Full Version
Senin, 25 Apr 2011

Dai 'Radikal' Akan Diusir Paksa dari Jerman

Seorang da'i Muslim yang dianggap "radikal" telah diperintahkan oleh pemerintah Jerman untuk segera meninggalkan negara itu. Upaya pemerintah Jerman ini dilakukan setelah da'i itu hadir di sebuah kampanye Islam di Frankfurt, meskipun para pemimpin kota sudah menyatakan keberatan.

Pihak keamanan mengatakan jika dia tidak pergi sendiri, maka dia bisa ditangkap dan dideportasi secara paksa.

Da'i yang dimaksud adalah Bilal Philips, da'i kelahiran Jamaika dan dibesarkan di Kanada, ia berceramah di Frankfurt pada awal pekan ini dengan isi ceramah tentang "Islam, agama yang disalahpahami", dirinya berceramah bersama dengan seorang da'i asal Jerman Pierre Vogel. Pihak berwenang tidak memiliki kewenangan untuk mendeportasi, setelah pengadilan mengizinkan berlangsungnya acara tersebut meskipun para pejabat di Frankfurt keberatan.

Arid Uka, pemuda 21 tahun asal Kosovo yang telah mengaku membunuh dua pilot Amerika di Frankfurt pada bulan Maret lalu, dipercaya pernah menjalin kontak dengan para da'i tersebut, termasuk Pierre Vogel sebelum dia melakukan penembakan.

Reli atau kampanye Muslim di Frankfurt kemarin dihadiri hingga 1.500 orang yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dalam acara itu Bilal Philips hadir sebagai tamu kejutan. Da'i berusia 64 tahun tersebut telah melakukan berbagai tur di Eropa, baru-baru ini ia juga hadir di Denmark.

Meskipun Bilal tidak dapat menyampaikan pidato-pidato "keras" nya dalam tur di Eropa, tapi dia menarik banyak demonstran, sekitar 500 orang berdemo menolaknya.

Bilal Philips, selain berdakwah dia juga menjalankan universitas online yang telah menarik kemarahan para pejabat karena dalam pesan-pesan onlinenya, Bilal dianggap telah membuka jaringan ke ekstrimis Muslim.

Dalam ceramah-ceramah di Youtube, Bilal sangat mengecam perilaku homoseksual dan harus dihukum mati, ia juga menyatakan pemerintah Barat telah menindas dia dengan selalu mengaitkan dirinya dengan terorisme. [muslimdaily.net/the local]


latestnews

View Full Version