View Full Version
Senin, 06 Jun 2011

Pertama Kalinya, Jenazah Teroris Cepat Dikembalikan

Jenazah Dayat dan Fauzan, dua orang yang diduga sebagai dan penembak dan pembunuh dua anggota polisi, sudah dikebumikan di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (5/6).

Keduanya tewas dalam penggerebekan yang dilakukan oleh polisi sehingga dilaporkan sempat terjadi tembak menembak di Poso, Sabtu (4/6).

Dayat dimakamkan di Pekuburan Umum Talise, Kota Palu, sekitar pukul 18.10 Wita. Pemakaman itu hanya dihadiri pihak keluarga dan aparat kepolisian.

Pihak keluarga yang turut hadir antara lain Sumarmi (istri Dayat), Sukardi dan Sumarni (mertua), Tasmi (ibu kandung), serta tiga orang anak Dayat.

Sebelum dimakamkan, korban dishalatkan di masjid Polda Sulteng. Setelah itu langsung dibawa ke pekuburan umum Talise untuk dimakamkan.

Pemakaman Dayat terlambat sekitar empat jam dari Fauzan, juga terduga penembakan tiga polisi di Palu pada Rabu (25/5). Keterlambatan tersebut terjadi karena orangtua Dayat, Tasmi terlambat tiba di Palu.

Sementara itu jenazah Fauzan, telah dimakamkan di Desa Pombewe, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, sekitar 20 kilometer arah selatan Kota Palu.

Fauzan dimakamkan di samping kubur ayahnya, Ramli Hamzah, tidak jauh dari rumah tempat tinggal mereka.

Fauzan adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Sehari-harinya Fauzan berkebun cabe di Pombewe.

Dayat dan Fauzan tewas dalam kontak senjata dengan polisi di Desa Tambaro, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso Sabtu (4/6) sekitar pukul 11.10 Wita.

Polisi mengklaim menemukan barang bukti berupa satu senjata jenis V2 dan magazin serta amunisinya.

Tidak Seperti Jenazah Teroris Lain

Ada yang berbeda dari biasanya, jenazah dua pria yang diklaim ditembak Densus 88 itu dikembalikan tanpa tes DNA, antemortem atau postmortem seperti jenazah teroris biasanya yang tewas akibat peluru Densus.

Biasanya jenazah terduga teroris akan di "frezer" oleh pihak kepolisian paling kurang lima hari atau seminggu. Baru kemudian dikembalikan setelah data-data identifikasi komplit. Sedang untuk kasus di Palu ini, baru sehari jenazah kedua pria tersebut sudah dikembalikan.

Keluarga Ragu Fauzan Tewas ditembak Polisi


Keluarga korban tertembak yang diduga sebagai pelaku penembakan polisi di Palu, tidak yakin jika korban tewas akibat bakutembak dengan polisi, karena di sekujur wajah korban membiru dan lembam.

"Saya kurang yakin kalau korban itu tewas karena bakutembak dengan polisi karena sekitar mukanya biru," kata Farid, kakak kandung Fauzan di Desa Pombewe Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, sesaat setelah jenasah tiba di Pombewe, Ahad.

Berdasarkan keterangan polisi, Fauzan tertembak mati dalam kontak senjata dengan polisi di bukit Buyungkele, Desa Tambaro, Kecamatan Lage, sekitar 10 km Selatan Kota Poso. Masih menurut polisi, sebelum terjadi kontak senjata, polisi sempat memberikan tembakan peringatan ke udara tetapi dua korban tewas melepas tembakan lebih awal.

Tampak di sekitar dua kelopak mata korban membiru dan wajahnya lebam. Sementara di kepala bagian belakang korban masih keluar darah hingga kain kafan memerah. Farid mengatakan, pihak keluarga belum tahu apakah akan melakukan upaya penuntutan hukum terhadap kepolisian atau tidak.

"Kita ini orang susah. Percuma saja kita berhadapan dengan hukum," kata Farid. Suasana duka menyelimuti rumah korban di Jalan Pramuka, Pombewe, saat korban diturunkan dari mobil jenasah. Dalam sekejap rumah keluarga Fauzan sesak dengan manusia yang ingin melihat jenasah. Bahkan ibu korban, Kamaria tinggal dibopong masuk ke dalam rumah. Salah satu dari keluarga mereka juga pingsan, seperti dilansir Republika.co.id. [muslimdaily.net]


latestnews

View Full Version