View Full Version
Selasa, 24 Jan 2012

Tokoh Ikhwanul Muslimin Pimpin Parlemen Mesir

Sidang perdana Majelis Al Syaab (DPR) Mesir, Senin (23/1), memilih Sekretaris Jenderal Partai Hurriyah Wal Adalah, Dr Mohamed Saad Al Katatni (59), menjadi ketua parlemen. Dalam pemilihan ketua parlemen, Katatni memperoleh 399 suara dari total 508 anggota dewan.

Partai Hurriyah Wal Adalah merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin. Pada masa rezim pimpinan Presiden Hosni Mubarak, partai tersebut dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Kini Katatni mencatatkan dirinya sebagai tokoh Ikhwanul Muslimin yang pertama kali memimpin parlemen dalam sejarah Mesir modern.

Dalam kata sambutannya, Katatni berjanji akan mengemban amanah revolusi untuk merangkul semua komponen masyarakat guna membangun negara secara demokratis. Katatni secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Ketua Dewan Tertinggi Militer (SCAF) berkuasa, Marsekal Mohamed Hussein Tantawi, yang dinilainya menepati janji dalam melaksanakan pemilihan anggpta parlemen.

Sidang perdana DPR dilakukan di bawah pengamanan ketat meski suasana ibu kota Kairo dan seantero negeri Piramida aman tentram. Toko dan pasar di ibu kota Mesir pun beraktivitas seperti biasa.

Aksi unjuk rasa damai sempat terjadi di sekitar gedung parlemen. Para pengunjuk rasa antara lain pendukung Ikhwanul Muslimin dan Salafi juga berkumpul di sekitarnya.

Bundaran Tahrir, ikon revolusi di pusat kota Kairo, yang berdekatan dengan gedung parlemen pun terlihat lengang. Padahal, Bundaran Tahrir sebelumnya dikhawatirkan akan menjadi titik pusat unjuk rasa anti-pemerintah saat sidang pertama dewan.

Masyarakat tampaknya mengikuti jalannya sidang dewan. Sehingga, pengadilan Mubarak yang jatuh pada hari yang sama itu kurang mendapat perhatian publik.

Sidang perdana dewan yang dijuluki "Parlemen Revolusi" ini dilakukan hanya tiga hari setelah Ketua Komisi Pemilihan Umum, Abdel Moiz Ibrahim, mengumumkan hasil final pemilihan parlemen.

Pemilihan anggota parlemen yang berlangsung tiga tahap sejak 28 November tahun lalu dimenangkan kubu Islam.

Ikhwanul Muslimin meraih 235 kursi (46,2 persen) dari total 505 kursi, disusul Salafi 123 kursi (24,2 persen), selebihnya terbagi dari partai-partai liberal, antara lain Al Wafd 37 kursi, dan Koalisi Parlemen Revolusi 34 kursi.  

[muslimdaily.net/antara]


latestnews

View Full Version