View Full Version
Senin, 06 Feb 2012

Setelah Enam Tahun, Abu Musab As Suri dibebaskan dari Penjara

Rezim Suriah dibawah Presiden Bashar Assad dilaporkan membebaskan tokoh ideolog Al Qaidah yang dituding terlibat dalam pemboman 7 Juli, lapor The Telegraph.

Abu Musab as-Suri, yang telah ditahan selama enam tahun setelah ditangkap CIA pada tahun 2005 dan dikembalikan ke negaranya dibawah program rendisi.

As Suri yang menulis banyak artikel dan dianggap sebagai salah satu ideolog penting Al Qaidah sekarang sudah dibebaskan. As Suri dikenal juga sebagai Mustafa Setmariam Nasar. Ia dikenal sebagai tokoh Al Qaidah di Eropa dan telah dituduh terlibat pemboman London yang menewaskan 52 orang dan melukai lebih dari 700 orang pada tahun 2005.

Ia adalah seorang ulama namun telah menamatkan pendidikan insinyur mekanik. Selain pemboman London, ia juga dituding terlibat dalam serangan bom kereta bawah tanah di Spanyol pada tahun 2004 yang menewaskan 191 orang. Selain kedua serangan tadi, As Suri juga dikaitkan dengan serangan kereta Metro Paris pada tahun 1995.

As Suri menikah dengan seorang wanita Spanyol, dan pernah tinggal di London pada tahun 1990-an sebelum berpindah ke Afghanistan. Disana ia menjalankan dua kamp pelatihan Mujahidin.

Pada November 2005, ia ditangkap CIA di Pakistan. Kepalanya saat itu dihargai 3 juta pounds. Beberapa informasi menyebutkan, intelijen Amerika telah menyadap telefon saat ia berkomunikasi dengan istrinya.

Setelah ditahan selama empat tahun di penjara rahasia CIA di Aleppo, di perbatasan Turki. Abu Musab As Suri kemudian diserahkan kembali ke negara asalnya yaitu Suriah.

Pembebasan As Suri ini disebutkan akibat tekanan besar internasional terhadap rezim Presiden Bashar Al Assad setelah militer Suriah melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap demonstran damai anti-pemerintah yang sudah dimulai sejak Maret tahun lalu. Akibat tindakap represiv militer ini, ribuan warga sipil Suriah tewas dan lebih banyak lainnya yang terluka.

Sementara itu, istri As Suri, Helena yang saat ini tinggal di Qatar bersama empat anaknya mengatakan: "Saya belum mendengar pernyataan resmi ataupun tidak resmi mengenai pembebasan ini, sejak suami saya menghilang pada tahun 2004."

"Saya berharap suatu hari kami akan bersama lagi," harapnya. [muslimdaily.net]


latestnews

View Full Version