View Full Version
Senin, 20 Feb 2012

Abu Rusydan: Tidak ada Penguasa yang bisa dijadikan panutan di Indonesia

Ahad 19 Februari kemarin, diadakan acara bedah buku dengan judul "Potret Ulama, Antara yang Konsisten dengan Penjilat". Acara tersebut dilaksanakan di masjid Baitul Makmur Solo Baru Sukoharjo, dengan salah satu pembicara adalah ustadz Abu Rusydan.

Abu Rusydan berkesempatan untuk memaparkan dan menjelaskan materi yang berkenaan hubungan antara penguasa/pemimpin dengan ulama dalam mengelola sebuah negara.

Dalam penyampaiannya, Ust Abu Rusydan menjelaskan fakta bahwa di Indonesia tidak ada penguasa/pemimpin yang bisa dijadikan panutan oleh ummat Islam yang mayoritas, untuk mengarahkan ummat kepada jalan yang lurus yang diridhoi Allah swt. Malahan para penguasa/pemimpin saat ini menunjukkan kepada jalan kesesatan.

Dengan hal dan kondisi seperti ini, maka ummat harus menjadikan ulama yang benar dan lurus yang mengajak kepada jalan dan mematuhi segala aturan/syari’at Allah swt sebagai uswah dan panutan dalam menjalani kehidupan didunia ini.

“Jika Ummat Islam sekarang ini khususnya di Indonesia tidak ada pemimpin yang bisa dijadikan panutan, maka peran ulama yang lurus begitu sangat penting untuk mengarahkan ummat kepada jalan yang lurus menuju keridhoan Allah”, Ujar ustadz yang sekarang berdomisili di Kudus ini.

Dalam penjelasan lebih lanjut, Abu Rusydan juga mengingatkan kepada masyarakat dan khususnya para aktivis Islam, agar bisa membedakan dan menilai, mana diantara Ulama ‘Ummah, Ulama ‘Millah dan Ulama Sulthon. Sebab pengertian dan pemahaman masyarakat pada umumnya, jika seorang itu pintar dan pandai berbicara, langsung dicap sebagai seorang ulama. Padahal ulama dibedakan antara Ulama Suu’ dan Ulama Khoir.

“Ummat harus bisa mengetahui ciri-ciri dan mengenal pengertian antara Ulama ‘Ummah, Ulama ‘Millah dan Ulama Sulthon, sehingga kita bisa bersikap kepada mereka, menimba ilmu dari mereka serta meminta fatwa dari mereka. Maka untuk lebih jelasnya, jama’ah yang hadir disini bisa membaca buku yang sudah dibeli, dan bila ada yang belum membeli, silahkan untuk membeli terlebih dahulu”, tukas beliau dengan diiringi canda tawa dari peserta kajian.

Kajian dan bedah buku juga menghadirkan pemateri lain yaitu Ust. Muinudinillah Bashri, M.A. Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS Solo) sekaligus Direktur Umum Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Ibnu ‘Abbas Klaten Jawa Tengah dan ketua FUJAMAS (Forum Ukhuwah Jama’ah Masjid Surakarta). Peserta yang hadir sekitar dalam acara kemarin sekitarn 500-an orang dari Solo maupun dari luar kota Solo, dan ada tamu Spesial yakni Syeikh Ghiyats Abdul Baaqi, ulama asal Suriah yang pada hari Jum’at 17/2/2012 lalu mengadakan acara Munashoroh untuk Suriah didepan GOR UMS Solo beserta Ust. Muinudinillah Bashri, M.A. pula.

Acara kemudian diakhiri dengan pesan serta informasi dari Syeikh Ghiyats tentang perkembangan terkini yang terjadi di Suriah, serta KEBEJATAN dan KEBENGISAN Rezim Nushairiyah (Syi’ah) Bashar Assad dalam membantai kaum muslim sejak bukan Maret 2011 M. Dan sampai sekarang ini (Februari 2012 M), korban sudah mencapai 10.000 orang baik dari laki-laki, wanita, anak-anak dan orang tua. [muslimdaily.net/FAI]


latestnews

View Full Version