View Full Version
Selasa, 13 Mar 2012

Muslim Kamboja Ingin Keuangan Syariah

Bercita-cita untuk memiliki standar hidup yang lebih baik, Muslim Kamboja sedang berupaya memperkenalkan keuangan Islam ke negara dengan mayoritas penduduknnya bergama BUdha untuk memikat investasi dari negara mayoritas-Muslim di Timur Tengah dan Asia lainnya.

"Kebanyakan investor di Timur Tengah tentu mencari bisnis yang sesuai dengan syariah di negara yang tidak berpenduduk mayoritas Muslim," kata Ashraf Bin Md Hasyim, konsultan di International Shari’ah Research Academy for Islamic Finance,  kepada Phnom Penh Post Senin, 12 Maret.

"Ini bisa membuka jendela perbankan Islam di sini."

Berbicara di sela-sela konferensi pertama Kamboja tentang keuangan halal, yang diselenggarakan oleh Organisasi Investor Kamboja, Hasyim mengatakan, keuangan Islam hampir tidak dikenal di kalangan Muslim Kamboja.

Muslim Kamboja berharap dengan memperkenalkan keuangan Islam, yang sudah booming di negara Malaysia dan Timur Tengah, mereka bisa mendominasi perdagangan dengan menarik investasi dari bank-bank Islam di wilayah tersebut.

Perdagangan ini akan membantu dalam meningkatkan taraf hidup Muslim kamboja, yang umumnya memiliki standar  hidup yang lebih rendah dari orang Kamboja lainnya.

"Jika kita melihat jumlah penduduk Muslim di Kamboja, kita tidak punya apa-apa," kata Hasyim.

"Dalam bisnis, kita harus mulai dari bawah. Kita perlu lebih banyak sumber daya. "

Muslim membentuk sekitar 2 persen dari 13 juta penduduk Kamboja, yang merupakan mayoritas Buddha.

Muslim Kamboja yang umumnya berada di kota-kota dan desa-desa nelayan  di tepi sungai Tonle Sap dan Mekong dan di Provinsi Kampot di selatan.

Mayoritas Muslim Kamboja milik kelompok etnis yang dikenal sebagai Cham atau Campa, merujuk ke sebuah kerajaan kuno.

Islam melarang Muslim menerima atau membayar bunga pinjaman.

Bank-bank Islam dan lembaga keuangan tidak dapat menerima atau menyediakan dana untuk apa pun yang melibatkan alkohol, perjudian, pornografi, tembakau, senjata, atau babi.

Hukum Islam

Dengan memperkenalkan keuangan Islam, Muslim Kamboja berharap mereka akan hidup lebih dekat dengan hukum Islam.

"Ada permintaan dari komunitas Muslim di sini," kata CEO Cambodian Intelligent Investor Organisation SLes Nazy kepada Phnom Penh Post.

"Saya telah melihat beberapa masalah karena saat ini umat Islam tidak bisa mengikuti hukum Islam ketika mereka meminjam uang, bahkan jika mereka mau."

Menurut Nazy, keuangan Islam kemungkinan besar akan pertama kali muncul di Kamboja dalam bentuk keuangan mikro yang tidak akan menarik bunga pinjaman. Pembiayaan keuangan mikro syariah juga akan memberikan investasi dalam usaha kecil dan properti.

Para keuangan Islam ini juga diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara Muslim  Cham dan Timur Tengah.

Muslim yang mengelola bisnis di Kamboja bisa menarik dana dari bank-bank Islam di Asia Tenggara jika pemahaman yang lebih baik dari praktek-praktek dikembangkan, kata Sulaiman Muhammad, yang mengimpor makanan halal dari Malaysia.

"Perusahaan-perusahaan Muslim di Kamboja kekurangan modal," katanya.

"Jika ada lebih banyak keuangan Islam di sini, bank-bank Islam di Malaysia mungkin berinvestasi di perusahaan kami."

Bank-bank Islam telah terbukti sukses karena aturan yang melarang investasi dalam utang yang dijamin dan aset berbahaya lainnya yang menyebabkan krisis keuangan.

Sistem perbankan Islam dilakukan di 50 negara di seluruh dunia, membuatnya menjadi salah satu sektor yang tumbuh tercepat dalam industri keuangan global.

Dimulai hampir tiga dekade lalu, industri perbankan Islam telah membuat pertumbuhan substansial dan menarik perhatian investor dan bankir di seluruh dunia.

Sebuah daftar panjang institusi internasional, termasuk Citigroup, HSBC dan Deutsche Bank, diperkirakan juga akan memasuki bisnis perbankan Islam.

[muslimdaily.net/onislam]


latestnews

View Full Version