View Full Version
Rabu, 28 Mar 2012

Ikatan Jurnalis TV: Usut Kekerasan Polisi Terhadap Wartawan

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mengecam keras perlakuan oknum Brimob Polda Metro Jaya yang tengah mengamankan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. IJTI meminta pelakunya diusut tuntas.

"Pelanggaran terhadap Undang-Undang Pers, khususnya pasal 4 yang menjamin kemerdekaan pers, kembali terjadi,"ujar Ketua Umum IJTI, Imam Wahyudi, Rabu (28/03/2012).

Perlakuan melanggar hukum itu kali ini dilakukan oleh oknum-oknum Brimob terhadap dua jurnalis televisi Hartanto dari TVOne dan Riris Budi Setiawan dari Global TV.  Keduanya tengah meliput unjuk rasa mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM di depan Istana Negara dan di sekitar Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (27/03/2012).

Atas kejadian ini, IJTI menyatakan tindakan kekerasan terhadap jurnalis secara internasional dikategorikan sebagai tindakan biadab dan mengingkari prinsip kebebasan informasi. Tindakan merampas hasil karya jurnalistik, lanjut Imam, juga termasuk tindakan menghalangi tugas jurnalistik dan melanggar UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yang diancam dengan hukuman pidana penjara selama-lamanya dua tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp 500.000.000.

"Kapolri dan pimpinan Polri bertanggung jawab dan menindak keras oknum anggota Brimob tersebut. Serta mengganti kerusakan yang diakibatkan anak buahnya," ujar Imam.

Kronologis

Sekitar pukul 16.30 WIB, ketika pengunjuk rasa berusaha mendekati Istana Negara aparat keamanan berusaha menahannya. Hartanto, jurnalis TVOne mengambil gambar unjuk rasa. Meski memakai seragam dan atribut yang jelas sebagai wartawan TVOne, Hartanto didorong secara membabi buta oleh seorang oknum Brimob hingga terjatuh. 

Oknum Brimob ini juga melakukan tindakan tidak terpuji dengan melakukan intimidasi dan merampas kaset hasil liputan milik Hartanto. Hingga rilis ini dibuat, keberadaan kaset hasil liputan jurnalisitik tim TVOne ini masih belum jelas. 

Kekerasan juga dialami jurnalis Global TV Riris Budi Setiawan yang tengah meliput aksi unjuk rasa di sekitar Pejambon, Jakarta Pusat. ”Saya sedang merekam mahasiswa yang ditangkap dan dipukuli aparat. Saat saya mengangkat kamera, seorang oknum aparat mendorong saya dengan kasar hingga terjatuh,” kata Riris. Akibatnya kamera Riris mengalami kerusakan. (muslimdaily/rol)


latestnews

View Full Version