View Full Version
Selasa, 16 Oct 2012

MILF dan Filipina Tandatangani Kesepakatan Damai

Manila, muslimdaily.net - Pemerintah Filipina dan kelompok Muslim terbesar di negara itu menandatangani sebuah perjanjian perdamaian yang berfungsi sebagai petunjuk untuk membangun tanah air Muslim di wilayah selatan, Senin 15 Oktober.

"Ini adalah suara perdamaian," kata Murad Ebrahim, kepala dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kepada Presiden Benigno Aquino menjelang penandatanganan kesepakatan, menurut laporan Reuters, sebagaimana dilansir onislam.net.

Kesepakatan itu merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah daerah otonom baru di wilayah mayoritas Muslim di selatan. Wilayah itu akan disebut Bangsamoro, istilah asli dari penduduk muslim di Mindanao.

Dalam perjanjian itu diharapkan untuk menyertakan lima provinsi di bawah wilayah otonomi yang ada ditambah provinsi Lanao del Norte dan Cotabato Utara.

Bangsamoro akan mendapatkan sejumlah hak seperti hak untuk mengenakan pajak, memotong subsidi pemerintah pusat, mendapat bagian yang lebih besar dalam pendapatan dari sumber daya alam dan peran yang lebih aktif dalam keamanan dalam negeri. Namun pemerintah Filipina akan terus memegang kekuasaan pertahanan dan keamanan, kebijakan luar negeri, kebijakan moneter, dan kewarganegaraan dan naturalisasi.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, yang pemerintahnya telah memfasilitasi negosiasi sejak Maret 2001, hadir pada upacara penandatanganan. Pejabat asing dan badan-badan bantuan internasional yang membantu dalam proses perdamaian juga hadir.

Presiden Filipina diharapkan akan segera mengeluarkan perintah eksekutif untuk membentuk komisi 15-anggota transisi yang akan merumuskan undang-undang baru pada tahun 2015 untuk menciptakan pemerintahan lokal baru Muslim.

"Penyelesaian negosiasi politik  adalah cara yang paling beradab dan praktis untuk memecahkan masalah Moro," kata Murad pemimpin MILF dalam sambutannya.

"Kami di komite sentral MILF tidak goyah dan terombang-ambing dalam mengejar sampai akhir, meskipun tiga perang habis-habisan tahun 2003 dan 2008 dilakukan oleh rezim Filipina sebelumnya."

MILF, kelompok Muslim terbesar di negara itu, telah berjuang untuk menjadi sebuah negara merdeka di wilayah yang kaya mineral di selatan Mindanao selama lebih dari empat dekade. Lebih dari 120.000 orang tewas sejak konflik meletus pada akhir 1960-an. [rah]

ket gambar: Murad Ebrahim dan Benigno Aquino


latestnews

View Full Version