View Full Version
Senin, 22 Oct 2012

Ekstrimis Kanan Prancis Duduki Masjid Dalam Demo Mereka

Prancis, muslimdaily.net - Dalam gangguan terbaru pada tempat-tempat ibadah Muslim, kelompok sayap kanan Perancis  telah menyerbu dan menduduki sebuah  bangunan masjid di kota bersejarah Prancis Poitiers, sebuah tindakan yang mengejutkan komunitas Muslim.

"Kami disambar petir," kata imam Muslim lokal Boubaker El Hadi Amor kepada Agence France-Presse (AFP), sebagaimana dilansir onislam.net, Aahad 21 Oktober.

"Ini adalah orang-orang yang terjebak di tahun 732, dan yang tidak melihat bahwa dunia telah berubah."

Demonstran ekstremis sayap kanan menyerbu bangunan sebuah masjid di Poitiers pada hari Sabtu, 20 Oktober sebagai protes terhadap pembangunan tempat ibadah Muslim tersebut. Berasal dari seluruh Prancis, Demonstran sayap kanan berkumpul di depan gedung untuk memprotes pembangunan masjid. Mereka naik ke atap masjid dan membentangkan dua spanduk, satu mengidentifikasi organisasi mereka, sementara yang lain menyatakan "Charles Martel mengalahkan Arab di Poitiers pada tahun 732." . Sebuah sejarah pertempuran masa lalu oleh Prancis untuk menghentikan kemajuan Islam ke Eropa Barat.

Setelah negosiasi, Demonstran ekstremis sayap kanan sepakat untuk mengakhiri pendudukan mereka terhadap masjid dan meninggalkan bangunan masjid tersebut.

"Kami berencana untuk tinggal lebih lama tapi karena kami tidak punya niat apapun dari konfrontasi fisik, kami meninggalkan (masjid) bersama polisi dalam suasana hati yang baik tanpa akhir yang bahagia," kata seorang juru bicara demonstran, Damien Rieu, saat pendudukan masjid berakhir.

4 orang demostran diinterogasi polisi untuk ditanyai tentang alasan menyerbu situs masjid, sedangkan demonstran lainnya menjalani pemeriksaan identitas.

"Poitiers terkejut," kata Alain Claeys, walikota kota berpenduduk 90.000 jiwa itu, kepada AFP.

Polisi mengatakan telah membuka penyelidikan dengan dasar demonstrasi tanpa ijin, hasutan pada kebencian rasial, partisipasi dalam sebuah pertemuan dengan maksud untuk melakukan kerusakan. Mereka juga dapat dikenai tuduhan pencurian karena sekitar 10 karpet telah diambil dari masjid dan dibawa ke atap di mana karpet-karpet itu kemudian rusak parah karena hujan.

provokasi

Serangan sayap kanan di masjid mengundang badai kecaman di Perancis.

Perdana Menteri Perancis Jean-Marc Ayrault, yang sekarang berada di Filipina, dengan  tegas  mengutuk bahwa serbuah itu merupakan sebuah "provokasi yang mengungkapkan kebencian agama  yang tidak dapat diterima".

Menteri Dalam Negeri Manuel Valls juga mengecamnya sebagai "provokasi kebencian dan tidak dapat diterima" dan "kebingungan yang dipertanyakan" dari kelompok itu".

Payung Dewan Iman Muslim Perancis (CFCM), mengatakan serbuan itu sebagai "kemarahan yang kuat" dan prihatin yang mendalam terhadap bentuk baru kekerasan anti-Muslim.  Aksi itu "serius, liar dan ilegal, disertai dengan slogan-slogan yang memusuhi Islam dan tanpa preseden dalam sejarah" Prancis.

Prancis adalah rumah bagi minoritas Muslim dari enam juta, yang terbesar di Eropa.

Serangan hari Sabtu adalah yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap masjid di Prancis. Pada bulan Agustus, dua kepala babi digantung pada dua pilar di luar sebuah masjid di kota  Montauban.

Pada bulan Januari, pengacau menyerang sebuah masjid di distrik Perancis Glonnières of Le Mans, mencoret dinding dengan grafiti bertuliskan "Islam keluar dari Eropa", "Tidak ada Islam" dan "Perancis untuk Prancis." [rah]


latestnews

View Full Version