View Full Version
Jum'at, 15 Feb 2013

Festival Hindu di Area Masjid Kuno Timbulkan Ketegangan di India

NEW DELHI, muslimdaily.net, - Sebuah kontroversi baru telah bergejolak di India dengan rencana perayaan festival Hindu dalam satu area dengan sebuah masjid kuno di pusat kota Dhar, yang bertepatan dengan shalat Jumat pada tanggal 15 Februari.

"Upaya kami adalah agar menemukan solusi damai untuk masalah ini," kata kepala distrik Dhar, CB Singh kepada OnIslam.net, Kamis 14 Februari.

"Kami telah mengerahkan keamanan di tempat itu dan berharap bahwa hari Jum'at akan berjalan damai tanpa masalah."

Orang-orang Hindu akan merayakan hari Vasant Panchmi, sebuah festival yang ditujukan untuk Saraswati, Dewi pengetahuan dan seni, pada Jumat, 15 Februari. Festival ini akan diadakan di Masjid Kamal Maula, yang orang Hindu anggap sebagai sebuah kuil. Kelompok-kelompok Hindu telah menyerukan untuk melarang umat Islam untuk datang di Masjid Kamal Maula, saat mereka merayakan festival.

"Muslim harus tidak diperbolehkan untuk melakukan shalat pada hari Jumat," kata Ashok Jain,  kelompok Presiden Hindu Jagran Manch, OnIslam.net.

"Ini adalah sebuah kuil dan harus diserahkan kepada orang Hindu."

Masjid Kamal Maula ini dibangun pada abad ke-11 oleh Raja Bhoj, penguasa paling terkenal dari Dinasti Paramara di India tengah. Orang Hindu percaya tempat itu sebuah tempat pemujaah kuno milik mereka. Bangunan yang kini berada di bawah perlindungan Survei Arkeologi India (ASI), telah menjadi sumber kontroversi antara Hindu dan Muslim di masa lalu.

Berdasarkan kesepakatan sebelumnya antara kedua belah pihak, umat Muslim diperbolehkan untuk shalat di tempat itu pada hari Jumat pada pukul 1:00-15:00. Sementara orang Hindu menggunakan dtempat itu pada hari Selasa dan pada hari Panchmi Vasant. Situasi serupa terjadi pada tahun 2006.

Pada saat itu, pemerintah daerah membagi tempat itu menjadi dua. Dengan mengerahkan pasukan polisi yang besar dan waktu yang terpisah dialokasikan untuk Hindu dan Muslim untuk shalat.

Ketegangan

Tapi umat Muslim bersikeras untuk menggunakan hak mereka melakukan shalat Jumat di masjid.

"Ada kesepakatan antara Hindu dan Muslim pada tanggal 23 April 1995 mengenai bangunan itu, tetapi kemudian orang Hindu melanggar perjanjian," kata Qureshi Mujeeb,   mantan presiden Partai Kongres distrik Dhar, kepada OnIslam.net.

Meskipun sedang terjadi masalah, sejumlahg Muslim percaya bahwa solusi akan tercapai dalam waktu dekat.

"Baik Muslim dan Hindu di Dhar adalah orang yang cinta damai. Mereka tidak ingin sengketa," kata advokat senior Nisar Mohammed.

"Tetapi orang-orang, yang datang dari luar, ingin mendapatkan keuntungan politik melalui masalah ini."

ASI telah mengusulkan solusi untuk menyelesaikan sengketa tersebut. Dalam proposalnya, umat Hindu akan diizinkan untuk menggunakan situs sejarah itu pada hari Panchmi Vasant pada tanggal 14 Februari dan 15 dari pagi sampai malam. Muslim akan diizinkan untuk shalat di masjid dari jam 12 siang hingga 3.30 sore.

Namun usulan tersebut tidak diterima oleh kelompok Hindu. "Kami siap untuk menghadapi situasi apapun," kata Jain, dari kelompok Manch Jagran.

"Kami ingin melakukan pemujaan sepanjang hari pada 15 Februari. Vasant Panchmi adalah pada 15 Februari dan tidak pada 14 Februari. [har]


latestnews

View Full Version