Diposting Rabu, 03-04-2013 | 09:01:19 WIB
ADDIS ABABA, muslimdaily.net, - Kelompok hak asasi manusia internasional telah mengatakan bahwa pemerintah Ethiopia melakukan tindak kekerasan terhadap umat Muslim selama protes mereka terhadap campur tangan pemerintah dalam urusan agama dan dalih terorisme untuk menjelekkan Muslim dan membungkam protes mereka.
"Tampaknya tidak ada batasan dari penggunaan hukum anti-terorisme pemerintah Ethiopia dan pengadilan yang tidak adil untuk menghentikan protes damai," Leslie Lefkow, wakil direktur Human Rights Watch (HRW) Afrika , mengatakan dalam siaran pers yang diperoleh oleh OnIslam.net pada hari Selasa, 2 April.
Tahun lalu muslim Ethiopia melakukan protes atas campur tangan pemerintah dalam urusan agama. Menurut umat Islam di sana, pemerintah adalah ujung tombak dengan bekerja sama dengan Dewan Agung Urusan Islam untuk mengindoktrinasi komunitas umat Islam dengan ideologi sebuah sekte yang disebut "Ahbash".
Untuk memadamkan protes, pemerintah Ethiopia melancarkan operasi besar, menangkap sejumlah pemimpin aksi unjuk rasa. Juli lalu, pasukan keamanan menyerbu Masjid Awalia di Addis Ababa, menangkap lebih dari 70 Muslim dengan alasan perencanaan protes.
Di antara mereka yang ditahan adalah ketua komite yang dipilih untuk menjadi wakil dari komunitas Muslim Abubakar Ahmed, juru bicara Ahmedin Jebel, dan anggota komite lainnya.
Human Rights Watch juga menuduh pemerintah Ethiopia meluncurkan perang media untuk memberikan citra buruk para tokoh Islam.
"Pengadilan tidak adil dari para aktivis Muslim diperparah oleh program TV pemerintah yang melabeli mereka sebagai 'teroris' dan untuk menimbulkan kecurigaan dari semua Muslim dan protes mereka terus-menerus," kata Lefkow.
Menurut sensus pemerintah tahun 2007, Muslim membentuk sekitar 34 persen dari penduduk Ethiopia. Namun, sumber lain menempatkan Muslim Ethiopia sekitar 50% dari populasi negara itu. [rah]
ket gambar: aksi demo muslim Ethiopia