Diposting Jum'at, 26-04-2013 | 09:15:37 WIB
ISTANBUL, muslimdaily.net, - Dibungkam dalam masa pemerintahan oleh rezim Hafiz Al-Assad setelah menantang kekuasaannya beberapa dekade yang lalu, Ikhwanul Muslimin berencana untuk membuka kembali kantor di Suriah untuk mempercepat revolusi terhadap anaknya.
"Pada awalnya kami mengatakan ini adalah waktu untuk revolusi, bukan ideologi," kata Riad al-Shafqa, pemimpin dari Ikhwanul Muslimin Suriah yang diasingkan, kepada The Financial Times Kamis, 25 April di kantor Ikhwanul Muslimin di Istanbul, demikian lansir onislam.net.
"Sekarang ada banyak kelompok di dalam (Suriah) sehingga kami merasa perlu untuk mereorganisasi ulang (kembali ke Suriah)."
Dia mengatakan keputusan untuk membuka kantor di Suriah bertujuan untuk menghidupkan kembali struktur organisasi Ikhwanul Muslimin di Suriah.
Di Suriah, Ikhwanul Muslimin memimpin perjuangan melawan pemerintahan Hafiz Al-Assad pada tahun 1982, mendorong pemerintah untuk meluncurkan tindakan keras berdarah terhadap kota Hama, yang mengakibatkan puluhan ribu orang tewas. Ikhwan juga memainkan peran dalam perjuangan terhadap kekuasaan putra Hafiz Al Assad, Bashar, di mana ribuan orang telah tewas.
Kelompok ini adalah anggota aktif dalam payung oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC). Sumber oposisi mengatakan Ikhwan adalah penyokong dana kelompok pejuang Suriah yang berbasis di Suriah itu dan juga sayap bersenjata oposisi Suriah terhadap pemerintahan Assad. Ikhwanul Muslimin juga terlihat menghidupkan kembali basisnya di antara petani kecil dan kelas menengah Sunni Suriah. [hr]
ket gambar: Riad al-Shafqa