Diposting Rabu, 01-05-2013 | 09:06:44 WIB
TOKYO, muslimdaily.net, - Khawatir mengenai dampak pada upaya kotanya untuk mencalonkan sebagai tuan rumah Olimpiade, Gubernur Tokyo Naoki Inose telah meminta maaf kepada umat Islam se-dunia atas komentarnya yang menyinggung umat Islam.
"Ada pernyataan yang dapat menyebabkan kesalahpahaman antara orang-orang Islam," ujar Inose seperti dikutip pada hari Selasa 30 April oleh Japan Daily Press, demikian lansir onislam.net.
"Jadi, sekarang saya benar-benar minta maaf."
Gubernur, yang kotanya tengah mengikuti pencalonan untuk Olimpiade 2020, telah memicu kemarahan setelah mengatakan bahwa negara-negara Muslim suka berperang dan terlalu hirarkis.
"Negara-negara Islam, satu-satunya hal yang mereka miliki bersama adalah Allah dan mereka berperang dengan satu sama lain, dan mereka memiliki kelas," demikian sindiran Inose dalam sebuah wawancara dengan The New York Times beberapa waktu lalu.
Tokyo bersaing dengan Istanbul dan Madrid untuk menyelenggarakan Olimpiade untuk kedua kalinya setelah menjadi kota Asia pertama yang menjadi tuan rumah acara olahraga multi event itu pada tahun 1964.
Pernyataan gubernur Tokyo tersebut nampaknya menyindir Turki karena mengajukan Istanbul, untuk menjadi kota pertama dari dunia Muslim menjadi tuan rumah Olimpiade.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah meluncurkan sebuah investigasi terhadap pernyataan gubernur Tokyo. IOC sendiri memiliki aturan yang melarang peserta pencalonan untuk menyindir peserta yang lain.
Tokyo memiliki kelebihan karena fasilitas arena olahraga mereka lengkap. Tuan rumah untuk Olimpiade 2020 akan diputuskan pada Sidang IOC berikutnya di Argentina pada bulan September.
Inose sendiri khawatir bahwa pernyataannya kemudian bisa disalahartikan.
"Jika ada pernyataan yang bisa disalahpahami, itu karena ungkapan saya yang kurang lengkap,"
"Saya mengatakan orang-orang berperang di beberapa negara Islam, tapi saya pikir itu tidak pantas. Saya ingin memperbaikinya," kata Inose kepada wartawan.
"Mulai sekarang saya akan berkampanye sesuai dengan pedoman yang tepat sehubungan dengan tawaran kota-kota lain, agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi."
Islam mulai masuk di Jepang pada tahun 1920 melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki dari Rusia setelah revolusi Rusia. Pada tahun 1930, umat Islam jumlahnya mencapai sekitar 1000 dari asal yang berbeda.
Gelombang pekerja migran dari negara muslim mulai meningkat pada tahun 1980-an, terutama dari Pakistan, Bangladesh dan Indonesia. Diperkirakan sekitar 120.000 muslim hidup di Jepang saat ini dari 127 juta penduduk Jepang. [har]