Diposting Senin, 13-05-2013 | 09:47:45 WIB
BOSTON, muslimdaily.net, - Menghadapi tantangan baru untuk menyajikan citra Islam setelah bom Boston, imam Suhaib Webb, pemimpin masjid terbesar di Boston, sedang berjuang untuk meberikan kenyamanan dan nasihat kepada jamaah Muslim dan mempromosikan kerukunan beragama di Boston.
"Saya cukup lelah," kata Webb kepada The Boston Globe pada hari Minggu, 12 Mei, sebagaimana dilansir onislam.net.
"Saya tidak memiliki hari-hari lagi. Saya hanya harus membasuh muka. "
Memeluk Islam di awal 1990-an, Webb telah bekerja cukup lama mendakwahkan Islam di antara jemaatnya. Bercita-cita untuk lebih memahami dan menjalani hari-harinya lebih baik, Webb pergi ke Timur Tengah untuk menimba ilmu agama. Belajar Islam di Universitas al-Azhar, lembaga pendidikan bergengsi dunia Islam, Webb berhasil menyelesaikan studinya dalam bidang syariah dan kemudian menjai salah satu imam yang paling terkenal di Amerika Serikat.
Delapan belas bulan yang lalu, ia diangkat sebagai imam di Islamic Society of Boston Cultural Center di Roxbury. Sejak hari pertama pengangkatannya, Webb mencoba untuk berhubungan dengan imigran muslim dari seluruh dunia, muslim asli Amerika dan para mualaf.
Dia juga bekerja untuk menjembatani hubungan komunikasi antar agama di Boston, khususnya di dengan beberapa pemimpin Yahudi.
Dalam waktu singkat setelah penunjukannya, Webb menjadi sumber terpercaya bagi komunitas Muslim sebagai tempat bertanya berbagai masalah kehidupan.
Dia juga bekerja untuk mencetak generasi baru para imam kelahiran Amerika dan juga membangun sekolah khusus muslimah Ella Collins Institute, mengambil nama dari saudari perempuan Malcolm X.
Tapi pemboman bulan lalu di Boston telah membuat Webb dan juga imam lain di Amerika bekerja lebih keras lagi. Terutama adanya tuduhan berdasarkan Islamphobia yang menyebutkan bahwa masjid adalah tempat munculnya bibit kebencian dari muslim di Amerika.
"Saya tidak punya kelas privat di mana kami bertemu di beberapa tempat rahasia dan kami merencanakan tentang bagaimana untuk menaklukkan Amerika," kata Webb.
Salah satu tuduhan ini diungkapkan oleh Charles Jacobs dalam sebuah artikel di USA Today di mana ia menuduh masjid menjadi tempat berkembang biak bagi kebencian dan ekstremisme di Amerika Serikat.
Webb mengatakan bahwa tuduhan Jacobs tersebut sebagai hal yang konyol. [ahr]