View Full Version
Rabu, 29 May 2013

Kekhawatiran Muslim Swedia Meningkat Pasca Terjadi Kerusuhan

STOCKHOLM, muslimdaily.net, - Kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di wilayah utara Stockholm setelah adanya penembakan seorang imigran berusia tua telah meningkatkan kekhawatiran diantara muslim Swedia. Mereka khawatir bahwa kerusuhan tersebut justru memberikan dampak yang baik bagi kelompok sayap kanan yang anti imigrasi untuk meningkatkan aksi mereka.

"Sungguh tragis," kata Rahimzadagan Abdolsaheb, 49 tahun, sopir taksi di Stockholm kepada Reuters, sebagaimana dilansir onislam.net, Selasa 28 Mei.

"Ini tidak baik bagi kita sebagai imigran. Hal ini menjadi sulit bagi kita untuk tinggal di sini. Pasti akan lebih banyak rasisme karena hal ini."

Wilayah Husby, pinggiran utara Stockholm, telah diguncang kerusuhan awal bulan ini menyusul penembakan fatal seorang pria 69 tahun oleh polisi. Kerusuhan telah melibatkan ratusan orang, dan telah mengakibatkan cedera bagi setidaknya tujuh polisi.

Kerusuhan, di mana banyak pemuda membakar mobil dan melempari polisi dengan batu dan benda-benda lain, telah menimbulkan pertanyaan tentang intoleransi dan integrasi di negara Skandinavia tersebut.

Kekerasan terjadi di tengah meningkatnya sentimen terhadap imigran di negara yang terkenal cukup toleran itu.

Perdana Mentri Fredrik Reinfeldt, yang terkenal cukup pro-imigrasi, menggambarkan kerusuhan sebagai "hooliganisme".

Sebelumnya mentri imigrasi, Tobias Billstrom, mengatakan bahwa kebijakan imigrasi Swedia yang cukup lunak tidak bisa dipertahankan lagi. Billström mengatakan bahwa tidak hanya orang kulit putih yang memperkejakan para imigran, tetapi imigran lain juga mengeksploitasi imigran lainnya karena upah yang murah.

Sentimen anti-imigran telah meningkat di Swedia dalam beberapa bulan terakhir akibat masuknya pengungsi dari negara-negara seperti Suriah dan Somalia. Swedia menerima 43.900 pencari suaka pada tahun 2012, naik hampir 50 persen dari tahun 2011 dan tertinggi kedua dalam sejarah.  

Hampir setengahnya berasal dari Suriah, Afghanistan dan Somalia dan akan mendapatkan setidaknya  ijin tinggal sementara - dari total 103.000 imigran yang masih tercatat meminta suaka.

Di antara 44 negara industri, Swedia peringkat keempat dalam jumlah pencari suaka dan dengan perbandingan dengan penduduknya  kedua terbesar, menurut hitungan PBB. Swedia, di mana sekitar 15 persen dari populasinya adalah orang kelahiran luar negeri, tertinggi di wilayah Nordic, memiliki reputasi untuk menerima pendatang baru dengan baik, mulai dari penyediaan perumahan dan pelajaran bahasa Swedia gratis. Beberapa pencari suaka diijinkan untuk tinggal dengan kerabat, sementara mereka menunggu banding atas nasib mereka.

Namun kini imigrasi dianggap permasalahan tersendiri setelah situasi ekonomi yang tidak bagus. Seperti Phk yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Ericsson hingga maskapai SAS. Pemerintah juga mengeluh mereka tidak bisa menyediakan perumahan bagi para pencari suaka.

Analis memperkirakan bahwa kerusuhan akan menguntungkan Partai Demokrat Swedia yang anti-imigrasi untuk mengamankan pengaruh politik dalam pemilu tahun depan.

"Ini akan menjadi langkah untuk meningkatkan polarisasi pada masalah integrasi di Swedia," kata Andreas Johansson Heino, seorang ilmuwan politik di Swedia di lembaga think-tank Timbro.

"Hal-hal seperti ini menguntungkan pihak seperti partai Demokrat Swedia."

Di seluruh wilayah Nordic atau Skandinavia, partai anti-imigrasi, dimana teroris Anders Behring Breivik berafiliasi dan melakukan aksi yang menewaskan 77 orang pada tahun 2011,  mendapatkan kenaiakan dukungan.

Di Denmark, Partai Rakyat Denmark, juga tengah populer.

Tetapi beberapa analis percaya bahwa kebijakan suaka Swedia akan tetap dipertahankan meskipun ada gangguan.

"Pemerintah dan oposisi telah membuat sangat jelas sejak Demokrat Swedia masuk ke parlemen, tidak akan mempengaruhi dengan cara apapun terhadap imigrasi Swedia," kata Ulf Bjereld, profesor ilmu politik di Gothenburg.

"Mereka telah memenuhi janji mereka."

Estimasi menunjukkan bahwa pengangguran di antara penduduk kelahiran asing sudah mencapai 16 persen, dibandingkan dengan 6 persen untuk orang Swedia asli. Swedia membutuhkan tingkat kerja yang tinggi untuk memfasilitasi tingkat kesejahteraan tingga, termasuk beberapa santunan kepada pensiunan yang merupakan tertinggi di Eropa. Swedia dan negara Eropa utara lainnya adalah negara dengan tingkat kesejahteraan tertinggi di wilayah Eropa.

Muslim membentuk antara 450.000 hingga 500.000 dari penduduk Swedia yang mencapai sembilan juta orang, menurut laporan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2011. [hr]


latestnews

View Full Version