Diposting Senin, 17-06-2013 | 00:27:57 WIB
KARACHI, muslimdaily.net - Bulan Ramadhan tiba kurang dari sebulan lagi. Untuk itu, ribuan Muslim Pakistan yang saat ini bekerja di luar negeri mulai berkemas pulang menyambut Ramadhan di rumah, istilah kita "mudik".
"Tidak ada yang bisa menandingi cara kami menikmati bulan suci puasa disini dan di luar negeri," kata Rana Naveed, yang bekerja berdagang kain di Manila, Filipina, kepada OnIslam.net.
"Semangat dan penghormatan yang anda rasakan disini (di Pakistan) tidak akan anda dapatkan di sana (luar negeri)."
Ribuan ekspatriat Pakistan bekerja di luar negeri mulai kembali ke negara asal mereka untuk menghabiskan bulan suci Ramadhan yang akan jatuh pada 9 atau 10 Juli 2013.
Biasanya, ekspatriat Pakistan mulai kembali mudik ke kampung halaman mereka pada pekan kedua bulan Sya'ban, bulan kedepalan dalam kalender Islam. Tetapi banyak orang bisa mudik lebih awal, seperti Rana Naveed tadi.
"Jika saya jelaskan dengan kata-kata yang sederhana, saya akan katakan, Ramadhan hampir tidak dapat dirasakan di Manila. Sedangkan Ramadhan bisa dilihat dan dirasakan dimana-mana di Pakistan," ujar Rana.
"Dalam banyak kejadian, anda bahkan tidak istirahat untuk duduk dan berbuka puasa. Anda harus berbuka puasa sambil berjalan (di Manila)," kata Rana.
"Tapi disini, di Pakistan, semuanya dibuat sedemikian sesuai dengan Ramadhan."
"Itulah perbedaan yang mendorong ribuan warga Pakistan seperti saya untuk menghabiskan Ramadhan di tanah air," ia menambahkan.
"Saya dan banyak teman-teman saya tidak mengambil libur sepanjang tahun, sehingga kami bisa memanfaatkan liburan itu untuk Ramadhan dan Idul Fitri ( di kampung halaman)," katanya.
Menurut Kementrian luar Negeri Pakistan, terdapat 6,7 juta warga Pakistan bekerja di luar negeri.
Jumlah tertinggi ekspatriat Pakistan di luar negeri adalah di Arab Saudi. Sebanyak 1,7 warga Pakistan bekerja di Arab Saudi, di tempat lain seperti Uni Emirat Arab dan Inggris, ada 1,2 juta pekerja asal Pakistan.
Meriahnya Ramadhan di Pakistan
Menurut cerita Rana, saat Ramadhan pasar di Pakistan tidak tutup hingga shalat Subuh. "Aku ingat masa kecilku ketika aku dan sepupuku bangun larut pagi pergi ke pasar untuk membeli yoghurt segar setiap hari," kenangnya.
"Seluruh pasar tetap buka dari jam 3 sampai shalat Subuh. Warga tidak membeli makanan Sehri (khas Pakistan) pada siang hari, tapi memilih untuk membeli menjelang berbuka untuk menikmati kemeriahan tersebut di pasar."
Yoghurt dianggap sebagai makanan penting, terutama di musim panas untuk menghilangkan dahaga di bulan puasa di Pakistan yang panas menyengat.
Di kota kecil dan desa, masyarakat tidak membeli yogurt dalam kemasan. Mereka sebaliknya memilih membeli yoghurt segar yang dijual di toko-toko susu.
Toko kelontong juga tetap buka dari pagi hingga Subuh selama Ramadhan.
Tidak hanya di Indonesia ternyata, masyarakat Pakistan juga gemar mudik, untuk menikmati Ramadhan dan Hari Raya Iedul Fitri bersama keluarga dan sanak saudara.