

Diposting Sabtu, 06-07-2013 | 08:50:15 WIB
KAIRO, muslimdaily.net, - Setidaknya tiga pengunjuk rasa meninggal terkena tembakan oleh  pasukan militer pada hari Jumat, 5 Juli di luar markas Garda Republik di  Kairo di mana Presiden terguling Mohamed Morsi sedang ditahan saat  puluhan ribu pendukung Mursi melakukan aksi unjuk rasa.
"Kami  akan mati bukan sebagai pengorbanan bagi Morsi, tapi agar orang-orang  Mesir kembali pada kebebasan mereka," kata Hoda Ghaneya, sosok wanita  terkemuka di Ikhwanul Muslimin, kepada Reuters dekat   masjid Rabiah Adawiyah di pinggiran kota Kairo yang menjadi pusat protes  dari kelompok Islam dalam beberapa hari terakhir, demikian sebagaimana  dilansir onislam.net.
Jatuhnya korban terjadi  saat kerumunan masa berkumpul di luar markas Garda Republik yang biasa  bertugas mengawal Presiden, di mana Mursi diyakini ditahan. Kerumunan  massa yang semakin bertambah, marah dan mendorong maju, sehingga tentara  kemudian melepaskan tembakan pertama ke udara, kemudian ke arah masa.  Tiga orang meninggal dan 69 terluka dalam penembakan itu, kepala layanan  darurat di Kairo mengatakan.
Menolak intervensi militer, ratusan ribu pendukung Mursi melakukan aksi di berbagai daerah di Mesir. 
Di  Alexandria dan Assiut, ribuan warga Mesir bergabung dengan protes,  menentang pemerintah sementara yang didukung oleh lawan liberal mereka.  Di Damanhour, ibukota provinsi Beheira di Delta Nil, 21 orang terluka  dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. 
Ehab  el-Ghoneimy, manajer rumah sakit umum Damanhour, mengatakan tiga orang  telah terluka dengan peluru tajam, lainnya terluka dengan peluru karet,  batu, atau dipukul dengan kayu. 
Di kota Suez, Ismailia, tentara melepaskan tembakan ke udara saat pendukung Mursi mencoba masuk ke kantor gubernur. 
Di Qina di daerah selatan, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa yang berusaha menyerbu sebuah gedung keamanan. [ahr]