View Full Version
Rabu, 30 May 2012

Dunia Tak Berdaya Menghadapi Kekejaman Rezim Syiah di Suriah

Menurut laporan Lembaga Hak Asasi Manusia PBB, sudah lebih 20 ribu rakyat Suriah yang dibantai oleh rezim Syiah-Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad. Pembantaian itu terus berlanjut. Sepertinya al-Assad tak peduli dengan kamatian yang terjadi. Rakyatnya diperlakukan seperti binatang.

Dunia internasional tak mampu menghentikan semua kejahatan yang dilakukan al-Assad. Kekejaman yang tiada bandingnya sepanjang sejarah kemanusiaan. Seorang penduduk yang menyaksikan pembantaian di Houla, mengatakan, "Mereka membantai  penduduk seperti binatang", tukasnya.

Belum lama, rezim Syiah-Alawiyyin di Suriah dengan sangat menjijikkan membantai 108 penduduk Houla. Tanpa peduli. Kota Houla sebelumnya dihujani dengan tembakan senjata berat. Kemudian pasukan dan milisi Bashar al-Assad masuk, membantai perempuan, dan anak-anak, mereka di sayat-sayat dan dipotong. Kemudian mayat yang sudah dipotong-potong dibuang di jalan-jalan. Ini sebuah bentuk teror yang  dijalankan negara. Tujuannya menghentikan gerakan rakyat Suriah yang menginginkan rezim Alawiyyin itu segera pergi.

Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, mengatakan bahwa sebagian besar 108 orang yang tewas, termasuk  49 anak-anak  di wilayah Houla Suriahsemuanya dieksekusi dengan cara-cara yang sangat mengerikan. Berbicara kepada pers di Jenewa, Rupert Colville, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan bahwa menurut saksi mata sebagian besar pembunuhan dilakukan "oleh pasukan rezim al-Assad, ujarnya, Selasa.

Pernyataan Collville muncul tidak lama setelah pertemuan antara utusan PBB Kofi Annan-Liga Arab  dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, Selasa. "Penyelidikan sedang berlangsung, sekurang-kurangnya lebih dari 20 korban di desa Taldou tewas akibat tembakan artileri. Sebagian besar sisa korban di kota Houla dieksekusi," kata Colville. Colville juga mengatakan bahwa 49 anak dan 34 wanita di antara korban  pembantaian Houla.

Kofi Annan menyebut pembantaian di  Houla "sangat mengerikan dan akan membawa  konsekuensi besar", ujarnya sebelum Annan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem, Senin.

Berbicara kepada koresponden AA melalui internet, Abu Ubeyd, anggota Komisi Revolusi Suriah, mengatakan bahwa kunjungan Annan ke Suriah itu "tidak memiliki arti apa-apa". "Kunjungan Kofi Annan ke Damaskus sesudah pembantaian di Houla, tidak ada gunanya, karena rezim Alawiyyin setiap hari melanggar gencatan senjata", kata Ubeyd.

Rezim Syiah Alawiyyin sudah tidak dapat menerima bahasa politik, dan hanya mengerti bahasa kekuatan, tambah Ubeyd. Melihat terus berlangsungnya kejahatan yang dilakukan oleh Bashar al-Assad terhadap rakyatnya, menunjukkan bagaimana al-Assad menanggapi sikap dunia internasional atas segala kejahatan yang sudah dilakukannya. Assad tidak peduli lagi dengan dunia internasional. Rezim Syiah di Suriah, nampaknya tak peduli, dan tidak mau mendengarkan opini internasional.

Kekejaman yang dilakukan rezim Bashar al-Assad itu, benar-benar menjijjikan, dan mendapatkan dukungan dari Iran, Irak, dan Hesbollah  di Lebanon. Penerbangan terus berlangsung dari Bandara Meherabad-Iran, Irak, dan Lebanon, yang mengirimkan pasukan elite mereka membantu rezim Bashar al-Assad.

Mereka dengan menggunakan pakaian sipil, seakan-akan mereka merupakan turis yang akan mengunjungi Suriah. Tetapi, mereka adalah pasukan elite Iran, anggota Brigade al-Mahdi yang merupakan pasukan milisi yang dipimpin Al-Sadr di Irak, dan Hesbullah, sekarang bahu-membahu dengan pasukan al-Assad, melakukan pembantaian penduduk Suriah, yang ingin menggulingkan rezim Alawiyyin itu.

Kekuatan Syiah yang membentang mulai dari Lebanon, Irak, Iran, Bahrain, sampai ke Yaman, benar-benar menjadi ancaman keamanan secara regional, di dunia Arab, yang sekarang  ini terus menciptakan instabilitas di negara-negara Timur Tengah, seperti Lebanon, Bahrain, Yaman, dan bahkan di  Saudi. Iran menjadi pemain dibalik semua situasi yang sangat krusial di Timur Tengah saat ini. Di tengah-tengah dunia Arab, yang sedang mengalami transisi politiki. Wallahu'alam.


latestnews

View Full Version