Jakarta (voa-islam.com) Ramadhan telah tiba. Di hampir negara-negara Arab dan Afrika Utara, dan Amerika Utara, Muslim melaksanakan puasa Ramadhan, jatuh pada hari Jum'at ini.
Mereka menyambut dengan penuh antusiasme, dan gembira bisa bertemu dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan maghfirah. Seluruh Muslim di dunia menyambut datangnya Ramadhan dengan suka cita.
Di Gaza yang masih dikepung oleh Zionis-Israel, Muslim di negeri itu, tak menyia-nyiakan saat datangnya Ramadhan. Mereka membuat persiapan menyambut Ramadhan.
Rumah-rumah mereka hias dengan berbagai ornamen, yang menandai datangnya Ramadhan. Mereka membuat lampu-lampu hias yang warna-warni, yang dipasang di depan rumah-rumah mereka. Sungguh indah menyambut datangnya malam Ramadhan, di kota yang masih di jajah oleh Zionis itu.
Di kota Mesir, seperti Cairo, Alexandria, Suez, dan kota-kota lainnya, yang berada di Delta Nil, tak kurang-kurang Muslim, menyambut begitu antusias akan datangnya Ramadhan.
Mereka menghiasi rumah mereka dengan berbagai ornamen, dan lampu-lampu hias, yang sangat berwarna-warni. Tak pernah tejadi di hari-hari sebelumnya, seperti di bulan Ramadhan. Rakyat begitu luar biasa menyambut datangnya Ramadhan.
Tentu, yang paling menarik di Mesir, Ramadhan menjadi bulan kasih sayang, yang tiada taranya. Di mana orang-orang kaya di Mesir, menyediakan berbuka, bagi siapa saja.
Di jalan-jalan di gelar meja-meja yang panjang diisi dengan berbagai hidangan yang akan digunakan santap bersama, saat maghrib. Tradisi sudah berlangsung lama di Mesir.
Kebiasaan ini bukan hanya di Mesir, tetapi di seluruh negara-negara Arab, dan Afrika. Mereka berkumpul bersama, berbuka bersama, lalu shalat berjamaah, membaca al-Qur'an, dan dilanjutkan dengan shalat tarawih. Indah sekali.
Namun, di bulan Ramadhan pula, di masa para shalafusshalih, berlangsuh futuhat-futuhat (kemenangan), yang sangat luar biasa. Rasulullah Shallahu alaihi wassalam dan para shahabiyah, melakukan jihad banyak di bulan Ramadhan.
Ramadhan bukan hanya digunakan beribadah mahdhoh semata. Tetapi, Rasulullah Shallahu alaihi Wassalam, melakukan jihad di bulan Ramadhan, menyebarkan dakwah Islam.
Futuhat Makkah di bulan Ramadhan, saat berlangsung puasa. Puasa di bulan Ramadhan tak menghalangi para shahabiyah berjihad menghadapi orang-orang kafir.
Bumi kaum Muslimin sekarang sedang diperangi oleh musuh-musuh Allah. Mereka tak henti-hentinya menghancurkan kaum Muslimin dengan berbagai cara yang sangat keji.
Karena itu, kewajiban Muslim memberikan perlawanan terhadap musuh-musuh Allah itu dengan jihad. Meskipun, di bulan Ramadhan, dan tidak menghalangi para mujahid berjihad.
Di Suriah para mujahid sedang menentukan nasib Bashar al-Assad. Betapa memasuki Ramadhan ini akan menentukan akhir kekuasaan rezim Bashar al-Assad, yang sudah berlumuran darah rakyatnya.
Di bulan Ramadhan ini, berkecamuk antara peperang besar antara para mujahid melawan pasukan Bashar al-Assad. Tidak ada lagi yang membiarkan penguasa yang sangat zalim itu, terus-menerus membunuhi rakyatnya, yang tanpa dosa.
Perjuangan dan jihad harus ditegakkan. Sampai mencapai kemenangan dan tersingkirnya musuh Allah itu.
Begitu pula di Palestina, Afghanistan, Somalia, Negeria, Kenya, termasuk Muslim Rohingya, Kashmir, Thailand Selatan,Philipina Selatan, bahkan sampai ke wilayah Rusia, seperti Chechya, yang menghadapi penindasan dan penghancuran oleh para penguasa kafir dan musyrik, yang terang-terangan menggunakan kekuatan militer menghancurkan kaum Muslimin.
Musuh-musuh Allah dan kaum Muslimin, tidak boleh dibiarkan terus-menerus membunuhi kaum Muslimin dengan sesuka-hatinya. Maka, menjadi kewajiban setiap Muslim membela melindungi dan menjaga Islam dan kaum Muslimin dari musuh-musuh yang ingin menghancurkan mereka.
Di bulan Ramadhan, sebagai yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallahu alahi wassalam dan para shahabiyah, mereka berjihad membela, menegakkan, memperjuangkan dan melindungi agama Allah dari musuh-musuh yang ingin menghancurkan.
Tak ada pahala bagi kehidupan yang lebih mulia di akhirat, kecuali mati dalam keadaan syahid. Karena itu, setiap Mukmin menjadikan cita-cita tertingginya, ialah mati syahid (al mautu fi sabilillah astma amanina). Bukan yang lain.
Maka, Ramadhan adalah bulan jihad, bulan maghfirah, yang akan mengantarkan setiap Mukmin, dijanjikan kehidupan yang mulia di sisi-Nya. Dengan jihad.
Selayaknya para Mukmin menyambut datangnya Ramadhan dengan penuh hamasah (semangat), meningkatkan ibadahnya kepada Rabbul Alamin, dan meningkatkan ruhul jihad, menghadapi musuh-musuh Allah, yang selalu berusaha menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, seperti yang terjadi di negeri-negeri Muslim, melalui berbagai cara.
Bersiaplah wahai Mukmin dan Muslim. Menghadapi musuh-musuh Allah. Wallahu'alam.