View Full Version
Selasa, 23 Oct 2012

Kemana Arah Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat?

Washington DC (voa-islam.com) Kemana sejatinya arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat ke depan? Dari hasil polling yang diselenggarakan media di Amerika Serikat, kemungkinan Barack Obama akan terpilih kembali di periode yang kedua, saat berlangsung pemilihan di bulan Nopember mendatang.

Obama akan lebih fokus mengatasi masalah dalam negeri, terutama menghentikan resesi ekonomi yang sampai sekarang masih terus menghantui Amerika Serikat.

Di mana Amerika Serikat mengalami defisit anggaran lebih $ 2 triliun dollar, utangnya yang melebihi 100 persen PDB, yang setara dengan $ 17 triliun dollar, termasuk mengalami defisit neraca perdagangan luar negeri, serta tingkat pengangguran yang tinggi, hampir mencapai 10 persen, dan selebihnya pertumbuhan ekonomi yang masih minus.

Langkah Obama yang diprediksi ke depan, diantaranya akan terus mengurangi defisit anggaran, diantaranya dengan memotong anggaran pertahanan, termasuk penarikan pasukan di Irak, dan Afghanistan, yang akan berlangsung tahun 2014.

Obama diperkirakan juga akan menarik pasukan Amerika Serikat di Eropa dan Okinawa (Jepang). Semuanya itu, tujuannya mengurangi anggaran pertahanan, seperti yang dikemukakan oleh Menteri Pertahanan Leon Panetta.

Dengan pengurangan anggaran yang sekitar $ 4 triliun dollar yang dibutuhkan bagi anggaran pertahanan rencananya akan dipangkas, dan mengurangi biaya perang di luar negeri, yang sangat membebani bagi anggaran pemerintah Amerika  Serikat.

Namun, Amerika Serikat dibawah Presiden Barack Obama akan terus konsisten memerangi terorisme, dan menggunakan operasi intelijen seperti CIA, yang melakukan gerakan operasi secara tertutup, dan mengekskusi dengan pesawat tanpa awak (drone).

Langkah ini dipandang lebih effesien, tidak memboroskan anggaran, tetapi dapat mencapai sasaran yang dituju di berbagai negara, yang dipandang menjadi ancaman kepentingan Amerika Serikat.

Sekarang,  keberhasilan Obama menewaskan tokoh Al-Qaidah, Usamah bin Laden, menjadi kata-kata yang paling "mujarab", mengalahkan Mitt Romney. Kemampuan pemerintahan Obama, melalui intelijen seperti CIA, melacak jejak Usamah bin Laden, dan kemudian mengekskusinya dengan melakukan operasi yang menggunakan pasukan elite Navy SEAL, dipandang sebagai sebuah "sukses story" bagi kebijakan luar negeri pemerintahan Obama.

Sebaliknya, Mitt Romney, yang menjadi budak Zionis-Israel, memandang langkah Obama terhadap Iran, sangat lembek, tidak bergigi, dan membiarkan Iran terus memproduksi uranium yang akan digunakan bagi senjata nuklir, dan menjadi ancaman keamanan Israel. Mitt Romney menginginkan tindakan militer terhadap Iran, yang sudah menjadi ancaman keamanan.

Langkah Obama yang membolisasi dukungan internasional melakukan sanksi terhadap Iran, dipandang tidak cukup efektif. Tentu, sudut pandang antara Mitt Romney bukan hanya sanksi terhadap Iran yang dipandang sebagai ancaman tetapi, harus melakukan agresi militer.

Memang, langkah Obama berbeda dengan Mitt Romney terhadap Iran, tidak seagresif yang dituturkan Romney. Masa depan dunia berada di tangan Amerika dan dibelakangnya tetap kepentingan Zionis-Israel.

Di mana Zionis-Israel terus memacu kearah konflik dan perang, seperti yang terhadap Afghanistan dan Irak, yang sudah menjerumuskan Amerika masuk ke dalam kubangan perang.

Kelompok yang menjerumuskan pemerintahan Amerika Serikat ke dalam kubungan perang tak lain, kelompok "hawk" (elang), yaitu kelompok Neo-kon (Neo Konservatif), diantara tokoh garis keras, yang berpandangan sangat konservatif, yaitu para pendukung ide perang dingin.

Mereka itu berhimpun di dalam kekuasaan Presiden Goerge Bush. Seperti Wakil Presiden Dick Cheney, Deputi Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Paul Wolfowitz, yang mendorong invasi militer Amerika Serikat ke Irak.

Mereka kelompok "hawk" sekarang tetap eksis di sekitar kekuasaan Obama, yaitu Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta, mantan Kepala CIA, yang berhasil melacak jejak Usamah bin Laden, yang kemudian mengerahkan pasukan Navy SEAL, melalui sebuah operasi rahasia, dan kemudian membunuhnya.

Obama akan mempertajam perang melawan terorisme di seluruh dunia, dan akan mengejar seluruh tokoh-tokoh Islam, yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Amerika Serikat dan mendirikan pemerintahan Islam.

Inilah perang baru yang akan menghiasi pemerintahan Amerika Serikat mendatang, jika Presiden Obama terpilih kembali. Dengan tetap menjadikan perang melawan terorisme menjadi agenda utama bagi kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Wallahu'alam.


latestnews

View Full Version