New York (voa-islam.com)Tidak pernah henti-henti azab menghancurkan Amerika Serikat. Bangsa yang gemar mengirimkan tentara ke manca negara, dan menggunakan senjatanya, membunuhi Muslim di Irak, Afghanistan, Somalia, Yaman, Palestina, dan Sudan, sekarang tak kuasa lagi menghadapi azab.
Ekonominya yang belum pulih akibat krisis yang hebat oleh resesi, sekarang terus menghadapi kekuatan yang lebih hebat, yaitu badai Sandy.
Amerika Serikat terus menerus menghahdapi badai dan banjir, secara ekstrim dan menghancurkan kehidupan rakyat Amerika. Kehancuran dan malapetaka seakan terus melampiaskan amarahnya terhadap negaranya Barack Obama, yang selalu diagung-agungkan sebagai negara "Super power".
Amerika Serikat yang menyebarkan perang terhadap Muslim di seluruh dunia dengan kekuatan senjatanya, sekarang hanya termenung menghadapi segala bencana itu. Sebagai negara "Super power" sekarang tak mampu menghadapi badai Sandy, yang mengamuk ke perbagai wilayah pantai, seperti New York, dan bahkan masuk ke pedalaman Amerika.
Bangsa yang sombong seperti Amerika Serikat itu, akhirnya akan mengalami skenario kehancuran di masa depan. Bukan hanya karena faktor alam yang menghancurkan. Tetapi budaya sekuler yang menjujung kebebasan, yang bernama demokrasi itu, sudah sampai ke ujung jalan buntu.
Berapa orang Amerika Serikat yang mati karena penyakit "aids"? Berapa banyak orang Amerika Serikat yang mati karena "od" (over dosis), menggunakan narkoba. Berapa banyak orang Amerika Serikat yang mati karena senjata? Mereka sekarang saling membunuh diantara penduduk Amerika Serikat. Berapa banyak orang Amerika Serikat yang mati akibat perang di berbagai negara?
Budaya kebebasan yang sudah menjadi aqidah orang Amerika Serikat itu, akhirnya akan membawa kehancuran kehidupan mereka.
Ekonomi mereka sekarang sudah stagnan (mampet) pertumbuhan ekonomi mereka minus, karena tingkat produktivitas rakyat Amerika Serikat semakin rendah, penduduknya sudah lebih 70 persen yang umurnya rata-rata diatas 65 tahun. Inilah yang mengakibatkan Amerika Serikat susah bangkit ekonominya.
Sekarang, Amerika Serikat tak berdaya menghadapi ancaman alam, yang begitu dahsyat, sepanjang tahun. Bandai Sandy yang mengamuk sepanjang pantai Amerika itu, sedikitnya mengakibatkan lebih 100 orang tewas dan jutaan lain tidak mendapat pasokan listrik dan alat transportasi lumpuh di seluruh penjuru timur laut AS akibat terjangan badai Sandy yang kini melaju menuju Kanada.
Di New York City saja 50 korban tewas sementara alat transport utama di kota itu masih ditutup tidak ada penjelasan kapan bisa berfungsi kembali. Lebih dari 18.000 penerbangan juga ditunda kata website pencatat perjalanan udara, FlightAware. Di kepulauan Karibia, yang dilewati sebelum menghantam AS, Sandy telah menewaskan 60 korban.
Terjangan badai Sandy kali ini memecahkan rekor kekuatan hantaman angin dengan ketinggian mencapai 4,2m di Manhattan tengah, jauh lebih tinggi dari kekuatan badai Donna setinggi 3m tahun 1960, kata Kantor Layanan Cuaca Nasional.
Sedikitnya delapan juta rumah dan tempat usaha tak dialiri listrik karena badai, kata Departmen Energi AS. Sementara lantai bursa di Bursa Efek New York baru akan dibuka lagi hari ini, Rabu (31/10) setelah tutup dua hari, begitu pula Bursa Efek Nasdaq. Tahun terakhir bursa ditutup sampai dua hari adalah pada 1888.
Sistem kereta bawah tanah New York mengalami kerusakan terparahnya dalam 108 tahun sejarah moda transportasi masal itu kata Joseph Lhota, kepala Otoritas Transit Metropolitan (MTA) AS.Terowongan kereta dipenuhi genangan air sementara alat-alat listriknya harus dibersihkan dulu sebelum jaringan transport publik terpenting New York ini bisa berfungsi kembali.
Walikota New York Michael Bloomberg mengatakan "tak ada batas waktu" hingga kapan subway bisa dibuka kembali, namun berharap layanan bus sudah bisa difungsikan kembali Rabu ini.
Seluruh bandar udara utama di New York juga masih ditutup karena jalur landas pacu masih kebanjiran. Kemungkinan akan perlu waktu hingga dua sampai tiga hari sebelum listrik dapat menyala kembali di seluruh kota, kata Walikota Bloomberg.
Layanan kereta komuter Path, yang menghubungkan New Jersey dan New York City, juga akan tetap ditutup antara tujuh sampai 10 haro, kata Gubernur New Jersey Chris Christie.
Biaya pembersihan puing dan sampah dan pembenahan akibat badai diperkirakan mencapai US$30-40 miliar (Sekitar Rp290-385 triliun), kata wartawan bisnis BBC Mark Gregory. Meski nampak besar biaya ini masih jauh lebih sedikit dibanding ongkos pembangunan kembali akibat badai Katrina tahun 2005 yang mencapai US$100 miliar (Rp960 triliun)
Badai Sandy yang memporak-porandakan Amerika Serikat itu, tak akan mampu membuat mereka menjadi sadar akan kekuatan yang lebih besar, dibandingkan dengan kekuatan kaum kapitalis yang menguasai jaringan ekonomi dan keuangan yang berpusat di New York. Semuanya luluh lantak. Wallahu'alam.