Kairo (voa-islam.com) Melalui prakarsa Mesir, akhirnya Zionis-Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata, dan akan berlaku secara efektif tengah malam ini (pukul 22.00 GMT), ungkap pejabat Hamas, Ayman Taha, kepada Reuter, Selasa.
"Sebuah perjanjian gencatan senjata telah tercapai. Ini akan dinyatakan pada pukul 9.00 WIB, dan mulai diberlakukan pada tengah malam," kata Taha.
Sebelumnya, pasukan Zionis-Israel melalui udara menyebarkan selebaran yang memerintahkan warga Gaza meninggalkan kota itu, dan menandai segera akan berlangsungnya invasi darat pasukan Zionis-Israel ke Gaza.
Di tengah-tengah berlangsungnya usaha gencatan senjata yang diprakarsai Mesir, yang mengirim utusan kepala intelijen Mesir, Muwafiq ke Gaza, sebaliknya Zionis-Israel terus mengintensifkan serangan udaranya ke Gaza, dan menewaskan sedikitnya lima orang , Selasa.
Sementara itu, utusan Liga Arab dan para Menteri Luar Negeri Negara-Negara Islam telah tiba di Gaza City, dan bertemu dengan Menteri Kesehatan dan sejumlah pejabat Hamas di Gaza.
"Lima orang tewas dan dua lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel di Sabra," kata juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qudra AFP.
Pengumuman gencatan senjata bertepatan dengan pernyataan Presiden Mesir Mohammed Mursi yang mengatakan "agresi" Israel terhadap Gaza akan berakhir pada hari Selasa.
Mesir dengan sungguh-sungguh melakukan mediasi konflik antara Hamas dengan Zionis-Israel dan menghasilkan "hasil positif" dalam beberapa jam, ungkap kantor berita Mesir MENA melaporkan.
"Lelucon jahat dari agresi Israel akan berakhir hari ini, Selasa, dan upaya mencapai gencatan senjata antara Palestina dan Israel akan menghasilkan hasil yang positif dalam beberapa jam," ungkap Mursi.
Seorang pejabat Hamas Khaled Misy'al mengatakan bahwa Ketua juru runding Hamas saat ini melakukan pertemuan dengan kepala intelijen Mesir. Misy'al mengatakan, "Persetujuan gencatan senjata sudah di ambang kesepakatan," katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton akan meninggalkan Asia, dan selanjutnya akan mengunjungi Israel, Mesir dan Ramallah, serta bertujuan meningkatkan upaya AS menghindari memburuknya krisis Gaza, kata seorang Departemen Luar Negeri Amerika, Selasa.
Clinton akan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mendiskusikan krisis dengan para pemimpin Mesir dan Palestina, setelah meninggalkan perjalanan bersama Presiden Barack Obama ke Asia Tenggara, kata pejabat senior Obama, Ben Rhodes.
Obama membuat keputusan mengirim Clinton setelah berbicara dengan Netanyahu dan dua kali dengan Mursi, dan tak lama setelah pertemuan KTT Asia Timur, kata seorang deputi penasehat keamanan nasional, Ben Rhodes, Selasa.
Kunjungan ke Timur Tengah Menteri Luar Negeri Clinton yang akan menemui para pemimpin Israel membahas rencana Mesir untuk gencatan senjata dengan para pemimpin Gaza Hamas.
Krisis akibat agresi Israel itu, mengibatkan korban tewas lebih 100 orang tewas, dan ratusan lainnya yang terluka.
Menteri senior Israel memutuskan semalam untuk menunda invasi darat di Jalur Gaza untuk memberikan Mesir yang dipimpin upaya gencatan senjata kesempatan untuk bekerja.
Para pejabat Palestina mengatakan Clinton akan mengunjungi Ramallah di Tepi Barat pada hari Rabu pagi , dan bertujuan melakukan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Meskipun upaya untuk membawa gencatan senjata yang efektif antara Israel dan Hamas, serangan roket Hamas menghantam pinggiran Yerusalem, dan ini merupakan serangan roket Hamas yang mampu menjangkau sasaran yang jauh diluar Gaza, serta mampu menjangkau Yerusalem.
Serangan roket, yang kedua ditujukan pada kota suci Yerusalem sejak serangan Israel dimulai sepekan lalu.
Serangan roket Hamas itu telah menimbulkan kepanikan dan ketakutan dikalangan penduduk Yahudi, dan setiap kali bunyi sirene yang meraung-meraung telah menimbulkan ketakutan di seluruh penduduk metropolis.
Sebuah ledakan yang jauh bisa didengar di pusat kota. Penduduk Yerusalem berlari untuk berlindung seperti bus dan kereta berhenti untuk membiarkan penumpang berlarian meninggalkan kereta.
Juru bicara polisi Micky Rosenfeld mengatakan roket mendarat di Gush Etzion, koleksi Yahudi Tepi Barat pemukiman tenggara kota. Upaya Jumat lalu untuk memukul Yerusalem mendarat di daerah yang sama. Tidak ada yang terluka dalam serangan baik.
Serangan Roket Hamas ke Yerusalem
Yerusalem, hampir 80 kilometer (50 mil) dari Gaza, adalah kota paling jauh para militan telah menargetkan, sinyal meningkatnya kecanggihan di gudang mereka.
Serangan roket Hamas ke berbagai wilayah Zionis-Israel, menunjukkan Hamas tidak hanya ingin gencatan senjata, tetapi Hamas siap berperang dengan Zionis-Israel yang telah berulangkali melanggar gencatan senjata. Para pejabat Israel memperkirakan bahwa penguasa Hamas di Gaza akan terus melancarkan serangan yang sama di saat gencatan senjata .
Serangan-serangan yang ditujukan ke wilaylah Yerusalem dan Tel Aviv, secara dramatis memamerkan kemampuan militer yang semakin tangguh Hamas, termasuk sebuah roket M-75, yang dihasilan oleh Hamas, dan membuat para pejabat keamanan Israel sangat terkejut.
Kedua kemampuan Hamas dalam menggunakan roket yang memiliki jangkauan ke Yerusalem dan Tel Aviv, membuat para pejabat Israel, semakin tidak aman masa depan mereka, dan ini membuat para pemimpin Zionis-Israel, harus melakukan pilihan, apakah terus melakukan konfrontasi dengan Hamas atau berdamai? Dengan memberikan kemerdekaan bagi rakyat Palesstina. Selama lebih dari satu dekade, kekuatan Hamas dan para pejuang Palestina 'telah dibatasi dibagian selatan Israel, tetapi sekarang sudah tidak mungkin lagi.
Serangan terhadap Yerusalem yang dilakukan Hamas itu, hanyalah menunjukkan kepada Zionis-Israel bahwa jarak tembak roket Hamas sudah dapat menjangkau seluruh wilayah Israel, termasuk Yerusalem.
Yerusalem sebelumnya telah dianggap di luar jangkauan roket Hamas yang ditembakkan dari Gaza - dan tidak mungkin bisa tercapai target Hamas, karena itu adalah rumah ke kompleks Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga umat Islam.
Sementara itu, Misi Kemanusiaan PBB menekan Israel untuk menghindari serangan pada penduduk sipil di Gaza, dan UNICEF mengatakan anak-anak di daerah kantong itu menunjukkan tanda-tanda trauma, akibat tembakan rudal terhadap tempat tinggal yang telah menewaskan puluhan warga sipil.
Komite Internasional Palang Merah juga mengingatkan kedua belah pihak - Israel dan gerakan Islam Hamas - kewajiban mereka untuk mematuhi hukum kemanusiaan, dan meminimalkan korban sipil.
Setidaknya 57 warga sipil Palestina, termasuk 18 anak-anak, yang dikonfirmasi
sebagai telah tewas, menurut monitor PBB yang mengatakan korban tewas telah dua kali lipat dalam 48 jam terakhir. Sepuluh orang lagi tewas semalam tetapi tidak jelas berapa banyak warga sipil, ujar komisi hak asasi manusia PBB Rupert Colville.
Campur Tangan Internasional Saat Israel Menjelang Kalah
Berulangkali setiap posisi Zionis-Israel akan kalah selalu ada langkah penyelamatan yang dilakukan oleh berbagai fihak dengan gencatan senjata. Seperti perang Arab-Israel tahun l978, di mana pasukan darat Mesir, hampir memasuki jantung Tel Aviv,kemudian Menteri Luar Negeri Amerika Henry Kissinger, memaksa kedua belah fihak antara Mesir-Israel melakukan gencatan senjata. Tentu, semua itu hanyalah untuk menyelamatkan Zionis-Israel.
Sepertinya kunjungan Hallary Clinton ke Timur Tengah bersamaan dengan lawatannya ke Asia, bersama Presiden Barack Obama, dan menaruh perhatian yang sangat besar terhadap nasib Zionis-Israel yang sudah menjelang sekarat itu.
Seperti diungkapkan mantan Menlu Amerika Serikat Henry Kissinger, di majalah Foriegn Affairs, bahwa Israel sebagai sebuah negara, hanya tinggal berumur 10 tahun lagi, sesudah itu tidak akan ada lagi nama Israel dalam peta dunia. Wallahu'alam.