View Full Version
Selasa, 11 Dec 2012

Khaled Miys'al : Hamas Menolak Keberadaan Zionis-Israel

Gaza City (voa-islam.com) Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Misy'al, menegaskan bahwa Zionis-Israel tidak mempunyai hak hidup di tanah Palestina. Misy'al secara terang-terangan menolak eksistensi Israel. Seluruh wilayah yang sekarang menjadi negara Israel, harus kembali kepangkuan rakyat Palestina. Karena, negara Israel itu, tak lain penjajah, yang sudah merampok, dan mengusir penduduk Palestina, dan menjadikannya negara.

Pemimpin Hamas, yang berada di Gaza sejak Jum'at lalu, mengunjungi Gaza, dan ikut larut dalam peringatan lahirnya Hamas ke 25, di Gaza City, dan didepan ratusan ribu pendukung dan pejuang Hamas, menegaskan bahwa Hamas tidak pernah menarik klaim atas seluruh wilayah Israel, dan tidak akan pernah mengakui negara Zionis-Israel. Khaled Misy'al bersama dengan gerakan Hamas, tetap akan terus berjuang dengan segala kemampuan dan pengorbanan yang akan dilakukannya merebut kembali tanah Palestina dari tangan Zionis-Israel, ujarnya, Sabtu lalu.

Di tengah gemuruh ratusan ribu para pendukung dan kader Hamas itu, Khaled Misy'al, mengatakan atas hak rakyat Palestina, terhadap tanah milik rakyat Palestina, dan tidak pernah menyerahkan sejengkal pun tanah Palestina kepada Zionis-Israel.

Pemimpin Hamas itu, menegaskan tidak akan menyerahkan sejengkal tanahpun kepada Zionis, dan tanah Palestina itu, terbentang mulai dari Laut Tengah sampai Sungai Jordan, dari utara sampai selatan.  Inilah cita-cita Hamas dan rakyat Palestina yang tidak pernah berubah selamanya, sampai semuanya terwujud.

Misy'al menambahkan, tidak ada legitimasi terhadap penjajahan dan pendudukan yang dilakukan rezim Zionis-Israel. Selamanya penjajahan dan pendudukan tidak mempunyai hak eksistensi, dan harus dilawan dengan segela perjuangan yang harus dilakukan dalam rangka mengusir penjajah Zionis-Israel, yang sekarang ini merampas dan merampok hak-hak syah rakyat Palestina. Sejak lahirnya negara Israel di tahun l948, dan telah melahirkan berbagai tragedi kemanusiaan yang tiada tara.

Pernyataan Misy'al itu, sejatinya mewakili seluruh aspirasi rakyat Palestina yang sekarang ini diaspora, dan berada diberbagai negara di dunia, akibat tindkan Zionis-Israel, dan yang terusir oleh rezim Zionis-Israel.

Jutaan rakyat Palestina yang terpaksa meninggalkan tanah air mereka akibat penjajah Zionis-Israel, dan mereka hidup tanpa kewarga-negaraan. Mereka terkatung-katung di seluruh dunia, sementara itu, tanah air mereka telah menjadi milik penjajah Zionis-Israrel.

Karena itu, Kepala Biro Hamas, Khalid Misy'al, yang meninggalkan Gaza sejak kanak-kanak (usia 11), itu mengajak seluruh kekuatan politik dan bersenjata rakyat Palestina bersatu padu menghadapi Zionis-Israel.

Misy'al telah melakukan komunikasi dengan Presiden Mahmud Abbas, yang tujuannya menyatukan seluruh kekuatan yang ada termasuk al-Fatah, yang dipimpin oleh Presiden Mahmud Abbas, di Ramallah, Tepi Barat.

Langkah-langkah yang diusahakan oleh Hamas, al-Fatah, dan Mesir, yang tujuannya menyatukan seluruh kekuatan politik dan militer di Palestina, agar melebur dan menyatu menjadi satu kekuatan menghadapi kekuatan Zionis-Israel. Dengan bersatunya kekuatan rakyat Palestina, menandakan semakin dekatnya cita-cita yang ingin ditegakkan yaitu berdiri negara Palestina.

Sekarang sudah ribuah mujahidin dari berbagai negara yang berkumpul di Gaza, mereka telah bersiap-siap dengan segala kekuatan yang mereka miliki, dan persenjataan baru, dan mereka mengharapkan terjadinya perang darat melawan Zionis-Israel.

Kekuatan Hamas tidak mudah akan dikalahkah oleh Zionis-Israel, dan itu sudah terbukti dengan invasi militer Zionis-Israel, Desember 2008, dan kemudian Perdana Olmert mengumumkan gencatan senjata Januari 2009, di tengah malam.

Beberapa pekan lalu, Zionis-Israel sudah menempatkan ratusan tank di sepanjang perbatasan dengan Gaza, dan memobilisasi 80.000 pasukan, tetapi Zionis-Israel tidak berani melakukan perang darat. Akibatnya, Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak mengundurkan diri.

Khaled Misy'al dengan sangat tegas menolak keberadaan Zionis-Israel, sebagai entitas politik, dan berdirinya negara (state) Israel, yang merampak dan menjajah rakyat Palestina.

Maka, pernyataan Khaled Misy'al itu, merupakan sebuah penegasan kembali idealisme para pemimpin Palestina yang menolak dengan keras adanya penjajajahan. Wallahu'alam.

 


latestnews

View Full Version