Jerusalem (voa-islam.com) Satu-satunya pemimpin Gerakan Islam yang menyerukan jihad terhadap Zionis-Israel, sejak negara Zionis itu berdiri adalah Mursyid 'Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin, di tahun l948.
Sikap Mursyid 'Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin Hasan al-Banna itu, sampai sekarang terus menjadi sikap dasar perjuangan para pemimpin dan jamaah itu.
Seperti tercermin sikap Presiden Mohamad Mursi, ketika terpilih menjadi presiden Mesir, pertamakali yang dijelaskan mengengai sikap dasar pemerintahan Mesir yang menjadikan prioritasnya adalah terwujudnya kemerdekaan rakyat Palestina.
Bahkan, Presiden Mursi mendapatkan kutukan Gedung Putih, yang menegaskan bahwa permusuhan terhadap Zionis-Israel itu, menurut Mursi harus ditanamkan kepada rakyat Mesir dari generasi ke generasi.
Sepanjang negara Zionis-Israel itu masih tetap eksis, dan menjadi kewajiban setiap rakyat Mesir membebaskan Palestina, termasuk Jerusalem yang didalam Masjid al-Aqsha, dan sekarang ini dicaplok dan diduduki Zionis-Israel.
Maka, ketika Mursi digulingkan oleh komplotan kaum sekuler, liberal, nasionalis, kristen koptik, dan militer, kemudian puluhan ribu umat Islam berkumpul di Masjid Al-Aqsha yang sedang melakukan salat berjamaah pada Jum'at pertama bulan suci Ramadhan, nampak dengan sangat jelas para jamaah secara mencolok menampilkan foto Presiden Mesir Muhammad Mursi.
"Muhammad Mursi: Anda tidak hanya Presiden Mesir semata, Anda adalah pemimpin dunia Arab dan seluruh Muslim", nampak tulisan yang terpampang dalam poster yang sangat besar di Masjidil Al-Aqsha.
Banyak jamaah berjalan yang menuju al-Aqsa sambil membawa foto Mursi bersama dengan bendera Mesir.
Rakyat Pasletina yang berada di Masjidil al-Aqsha, mereka memberikan dukungan dan penghormatan kepada ratusan ribu kaum Islamis Mesir yang sedang berunjuk rasa di Kairo, menuntut pemulihan Presiden Mursi yang digulingkan oleh militer.
Beberapa orang meneriakkan "Sissi adalah pengkhianat, Sissi adalah seorang pembunuh, Sissi adalah agen Israel, matilah Sissi," menunjuk Menteri Pertahanan Mesir Abdul Fattah Sissi, yang menggulingkan Presiden Mohamad Mursi, yang menurut beberapa pengamat dan pakar politik, yang mengatakan, kudeta itu merupakan komplotan antara Israel dan badan-badan intelijen Barat.
Rakyat Palestina membandingkan Jendral al-Sissi dengan Baruck Goldstein yang telah banyak membunuh rakyat Palestina yang sejatinya adalah teroris Yahudi yang pada tahun 1994 membantai jamaah di Masjid Ibrahimi di Al-Khalil dengan peluru, dan menewaskan 29 orang dan melukai puluhan lainnya.
Tindakan Jendral al-Sissi tak berbeda dengan Baruck Goldstein, seorang ekstrimis Zionis, di mana Sissi membantai para pendukung Mursi, yang berada di depan markas pasukan Garda Republik, di mana saat berlangsung shalat shubuh, mereka membantai para pendukung Mursi, dan mengakibatkan lebih dari 76 orang tewas.
Mereka yang tewas sebagian besar adalah anggota Ikhwanul Muslimin, dibunuh dengan darah dingin pekan lalu, ketika tentara Mesir bertindak atas instruksi dari Sissi melepaskan tembakan membabi buta terhadap pendukung Mursi luar markas pasukan Garda Republik, saat mereka sedang melakukan shalat subuh.
Dukungan Terhadap Presiden Mohamad Mursi
Sebagian besar rakyat Palestina terus memberikan dukungan terhadap Presiden Mursi, dan meyakini kudeta itu sebagair sebagai konspirasi Israel-Amerika yang mendorong militer kudeta terhadap Mursi.
Kalangan anti-Islam Israel dan lainnya sangat bergembira dengan kudeta militer, dan mereka menampakkan euphoria yang luar biasa, ketika Mursi berhasil digulingkan. Ini sebuah pengkhiantan kaum sekuler dan militer yang menggulingkan pemerintahan yang terpilih secara demokratis.
"Zionisme Berdiri Dibelakang Sissi"
Banyak warga Palestina, intelektual dan rakkyat biasa memiliki pandangan yang sama, yang sejatinya kudeta di Mesir oleh militer itu,i sebagai konspirasi Zionis.
Jamal Muhammed, yang mendapatkan Ph.D di bidang Teknik, berpendapat bahwa kudeta yang dijalanakn oleh Jenderal Sissi yang melaksanakan kudeta telah berkoordinasi dengan CIA dan Israel.
"Ini adalah nyata-nyata konspirasi multi-partai. Para pemain termasuk gerakan Mason, Gereja Koptik, CIA, Saudi negara yang jauh di Mesir", tukasnya.
Profesor Palestina mengatakan ia yakin bahwa konspirasi melawan Islam di Mesir pada akhirnya akan gagal, dengan alasan bahwa sebagian besar rakyat Mesir akan segera mengetahui bahwa militer akan mengambil negara ke dalam krisis yang lebih dalam di semua tingkatan.
"Militer tahu cara menembak orang. Mereka tahu bagaimana membunuh dan menekan hak asasi manusia dan kebebasan sipil. Tapi mereka tidak tahu bagaimana menjalankan perekonomian yang menghadapi krisis yang sangat buruk, dan mereka tidak tahu bagaimana memberi makan 90 juta rakykat Mesir. Mereka tidak tahu bagaimana untuk memerangi korupsi, karena mereka sendiri adalah elemen yang paling korup di masyarakat", ungkapnya.
Hamed Abu Hussein, seorang intelektual Palestina dari wilayah Hebron, menggambarkan penghapusan Presiden Mursi sebagai "kejahatan kolosal terhadap rakyat Mesir dan kehormatan Mesir."
"Mungkinkah bahwa rakyat Mesir yang mengalami kediktatoran dan tirani selama beberapa dekade begitu banyak tidak bisa mentolerir beberapa bulan demokrasi", tambahnya.
"Mursi tidak mencuri uang rakyat, ia tidak menekan hak asasi manusia dan kebebasan sipil, dan dia tidak korup. Namun kita memiliki sekumpulan Jenderal bodoh yang hampir tidak bisa membaca kalimat Arab yang benar, dan kemudian menggulingkan Presiden terpilih secara demokratis. Bukankah ini aneh?", ungkap ilmuwan Phd. Teknik Mesir.
Selama berpuluh tahun, dan hampir satu abad, Mesir dikangkangi militer dan kaum sekuler, dan rakkyat hidup dalam kemalaratan, tanpa dapat keluar dari situasi yang ada, tetapi saat Presiden Mohamad Mursi yang berkuasa, dan terpilih secara demokratis itu, kemudian militer kembali melakukan kudeta.
Mesir akan terperosok ke jurang kenistaan yang lebih dalam. Akibat Mesir dikuasai kembali oleh para jenderal yang bodoh. Wallahu'alam.