Jakarta (voa-islam.com) Mengapa Amerika Serikat mengambil opsi (pilihan) menyerang Irak? Adakah ini merupakan langkah-langkah deteren (pengurangan) terhadap ancaman senjata pemusnah massal (senjata kimia) yang dimiliki Suriah? Atau langkah-langkah yang bersifat strategis yang dilakukan Amerika Serikat dalam rangka melindungi dan menjaga keamanan Zionis-Israel?
Opini dunia internasional dan para pengambil kebijakan di Barat, London, Paris, dan Washington, semua hanyalah menjadi "proxy" (tangan) dari Tel-Aviv. Sejatinya mereka bukan ingin menyelamatkan rakyat Suriah yang sudah dihancurkan oleh senjata pemusnah massal Bashar al-Assad, tetapi lebih kepada komitmen negara-negara Barat, khususnya Washington menjadi penjaga keamanan Zionis-Israel dari negara-negara "front line" (garis depan), diantaranya Suriah.
Bashar al-Assad yang menggunakan senjata pemusnah massal (senjata kimia), sudah membuat kegelisahan di kalangan para pemimpin Zionis-Israel, dan Lobbi Yahudi - AIPAC, yang terus mengamati dengan sangat teliti, perang yang terjadi di Suriah. Mereka memprediksi kekalahan Bashar al-Assad, dan ini akan mengubah keseimbangan militer di Timur Tengah.
Suriah memiliki senjata pemusnah massal dalam jumlah yang besar, dipasok oleh Soviet (Rusia), dan juga terhadap Saddam Husien. Sebelum Bashar al-Assad menggunakan senjata pemusnah massal, Saddam sudah menggunakan senjata pemusnah massal terhadap suku Kurdi di Halabjah yang menewaskan ribuan orang Kurdi di Halabjah, yang menentang Saddam Husien.
Kekawatiran Washington dan Tel-Aviv, jika Bashar al-Assad jatuh, dan senjata kimia yang ada sekarang di Suriah dalam jumlah besar, jatuh ke tangan pejuang Islam, terutama yang sangat ditakuti kelompok pejuang Jabhah al-Nusrah, dan ini menjadi ancaman sangat mengerikan bagi Zionis-Israel. Maka, langkah yang dilakukan oleh Amerika Serikat, menghancurkan fasilitas senjata pemusnah massal, yang akan menjadi ancaman bagi masa depan Zionis-Israel, pasca Bashar al-Assad.
Amerika Serikat menjamin keamanan Zionis-Israel, dan ini menjadi kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang bersifa permanen, maka tidak ada sedikitpun toleransi atas kepemilikan senjata pemusnah massal Bashar al-Assad. Langkah setrategis yang dilakukan oleh Amerika Serikat melakukan intervensi militer ke Suriah, sampai dapat dipastikan diyakini, bahwa di Suriah senjata pemusnah massal yang akan menjadi masa depan Zionis-Israel harus sejak awal di musnahkan.
Semua langkah strategis dan kebijakan intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat yang sekarang ini, tidak lain ingin menghilangkan sama sekali ancaman keamanan terhadap Zionis-Israel.
Sama seperti ketika Amerika Serikat melakukan invasi militer ke Irak, tujuannya ingin menjaga keselamatan Zionis-Israel dari ancaman rudal Scud yang dimiliki Saddam Husien. Jadi, setiap tindakan militer Amerika Serikat tidak terlepas dari kalkulasi kepentingan keamanan Zionis-Israel. Wallahu'alam.