View Full Version
Senin, 28 Oct 2013

Paradok Antara Pernyataan Ibas Dengan Kondisi Indonesia

Jakarta (voa-islam.com) Sungguh paradok antara pernyataan politik  yang dibacakan Sekjen Partai Demokrat Ibas (Edi Baskoro) dengan realitas yang ada dihadapi bangsa Indonesia. Karena, justru selama 9 tahun pemerintahan SBY ini, kehidupan rakyat semakin pahit.

Sementara itu, Presiden SBY, selaku Ketua Umum Partai Demokrat, mengumpulkan kadernya di Sentul, dan diakhiri dengan sebuah pernyataan politik yang dibacakan, tak lain, Ibas (Edi Baskoro), anaknya sendiri, di hari ulang tahun Demokrat, Sabtu, 26/10/2013.

Dalam pernyataan yang dibacakan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengatakan, partainya memberikan apresiasi kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas prestasi dan capaian di bidang pembangunan ekonomi.

Meskipun dunia masih mengalami berbagai krisis dan gejolak ekonomi, ekonomi Indonesia tumbuh positif serta mengantarkan menjadi penghuni peringkat 15 dalam kelompok 20 negara kekuatan ekonomi terbesar di dunia atau G-20, kata Ibas, saat membacakan sikap politiknya.

Kedua, lanjut Ibas, Demokrat juga mengapresiasi pemerintahan Presiden SBY yang terus meningkatkan kesejahteraan rakyat, ditandai dengan klaim turunnya angka kemiskinan dan pengangguran.

"Partai Demokrat meminta program prorakyat terus dilanjutkan dan ditingkatkan, termasuk kesejahteraan guru, bidan, petani, nelayan, buruh, prajurit dan seluruh WNI, agar kesejahteraan rakyat meningkat dari masa ke masa," ujar Ibas.

Ketiga, Demokrat mengapresiasi pemerintahan Presiden SBY yang dinilai memiliki komitmen dan upaya nyata menjaga kehidupan demokrasi dan penghormatan HAM, seraya menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.

Keempat, Demokrat mengapresiasi pemerintahan Presiden Yudhoyono dan segenap jajaran penegak hukum yang dinilai gigih dan tegas dalam menegakkan hukum serta memberantas korupsi tanpa pandang bulu.

Kelima, Demokrat mengapresiasi pemerintahan Presiden SBY atas upaya penguatan ketahanan pertahanan dan keamanan yang signifikan, termasuk modernisasi alutsista TNI demi mengemban tugas kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

"Demokrat juga mendukung industri pertahanan dalam negeri ditingkatkan dan dimajukan guna kemandirian bangsa di bidang pertahanan dan keamanan," ujarnya.

Keenam, Demokrat mengapresiasi pemerintahan Presiden SBY yang dinilai secara berkelanjutan meningkatkan kependidikan, teknologi, olahraga, seni budaya generasi muda, dan lingkungan hidup.

"Kami mendukung upaya pemerintah menjaga harmoni kerukunan hidup komunitas dan komponen bangsa serta meminta pemerintah daerah, jajaran kepolisian, dan pemuka agama untuk bersama-sama masyarakat bersinergi mencegah dan mengatasi konflik komunal yang terjadi," katanya.

Dan yang terakhir, Demokrat mengapresiasi pemerintahan Presiden SBY karena terus meningkatkan citra, peran penting Indonesia dalam percaturan global, termasuk peran menonjol di PBB, G20, APEC, ASEAN, OKI dan forum internasional lainnya.

"Kami mendukung upaya pemerintah meningkatkan kerjasama internasional berdasarkan prinsip saling menghormati," katanya Ibas.

Pernyataan ini persis adegan lawakan, bagaimana Partai Demokrat membuat pernyataan politik yang memuji pemerintahan Presiden SBY,  yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, dan yang membacakan anaknya sendiri, yaitu Ibas. Tanpa  merasa risih.

Siapa pun tahu tentang  betapa beratnya kondisi ekonomi Indonesia. Apalagi, kehidupan rakyat jelata yang terus didera dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Berkali-kali kebutuhan pokok rakyat mengalami kenaikan, bukan hanya BBM, tetapi segala kebutuhan pokok naik. Rakyat jelata benar-benar tercekik kehidupan mereka.

Indek kualitas rakyat semakin menurun berdasarkan survey lembaga internasional. Artinya semakin banyak orang yang miskin. Semakin banyak yang mengalami penurunan yang terus menggerogoti kehidupan mereka. Jika angka pendapatan seperti yang dicanangkan PBB, yaitu $ 2 dollar perhari, maka semakin banyak orang yang masuk kategori miskin.

Tentu, bagi rakyat Indonesia prihatin dengan tingkat utang yang menggunung, di mana utang Indonesia sudah mencapai 60 persen dari PDB-nya, dan sekarang utang Indonesia, mencapai hampir Rp 1.600 triliun. Betapa beratnya beban utang Indonesia. Ini menggerogoti Anggaran belanja pemerintah yang terus digerogoti utang.

Diatas segala yang paling menyedihkan pemerintahan SBY, hancur  oleh korupsi. Pedihnya lagi, pelaku utama korupsi yang paling besar, adalah Partai Demokrat. Hampir semua  elite partai terlibat dalam korupsi. Akhir era pemerintahan SBY, hanyalah "disaster" alias bencana belaka bagi bangsa Indonesia. Berbeda dengan pernyataan yang dibacakann oleh Ibas. Wallahu'alam.


latestnews

View Full Version