Riiyad (voa-islam.com) Ulama Istana Kerajaan Saudi, Mufti Abdul Aziz bin Abdullah Aal ash-Shaikh menyerukan dan meminta pemuda Arab meninggalkan Jihad di Suriah.
Alih-alih mengobarkan jihad melawan rezim Syiah Alawiyyin Bashar al-Assad, sebaliknya Abdul Aziz bin Abdullah Aal ash-Shaik, meminta para ulama berdoa bagi perdamaian di Suriah dalam khotbah-khotbahnya, ungkap media Arab, Rabu, 29/10/2013.
"Ini adalah bermusuhan antar satu faksi dengan faksi lainnya, dan para pemuda tidak harus pergi ke sana. Saya tidak menyarankan para pemuda pergi ke sana ... Pergi ke negara yang anda tidak tahu, dan tanpa pengalaman. Anda akan menjadi beban bagi mereka. Apa yang mereka inginkan hanya doa anda", tegasnya.
Mufti Istana Kerajaan Saudi, menyatakan, jangan mendorong pemuda Muslim masuk jurang peperangan, dan mereka agar tidak mengarahkan anak-anak mereka berjihad", ucapnya.
Seruan Aal ash-Shaikh yang melarang para pemuda Arab pergi berjihad ke Suriah ini, bukan yang pertamakali.
Pada bulan September, Aal ash-Shaikh secara terbuka mengutuk jihad melawan orang kafir dan murtad di negara-negara Islam. Mufti Istana itu lebih cenderung menolak atau melarang penumpahan darah Muslim dan orang-orang di bawah perlindungan di negara mereka.
Pernyataan bersifat sektarian (Syiah -Sunnah), atau pernyataan bodoh yang dibuat oleh beberapa orang-orang, hanya akan menguntungkan tidak lain dari orang-orang serakah, dendam dan iri. Oleh karena itu, kami ingin menarik perhatian atas serangan terhadap umat Islam atau mereka yang hidup di bawah perlindungan mereka atau di bawah perjanjian dengan mereka " , kata sang mufti.
Seperti yang telah dilaporkan oleh pejabat Saudi kantor berita Arab News, Aal ash - Shaikh, menyebut Mujahidin sebagai "ekstremis", dan mengatakan bahwa sebagian militer dan polisi desertir yang berjuang di bawah panji jihad telah menimbulkan persoalan yang serius. Banyak kalangan militer dan polisi di Saudi yang melakukan desersi, dan bergabung dengan jihad di Suiah.
"Para ekstrimis ini datang dengan alasan melakukan takfir yang memberikan dasar membunuh Muslim dan masyarakat lainnya yang dilindungi oleh negara ", tambahnya.
Dan pada bulan Mei, saat khotbah Jumat di Masjid al-Imam Turki bin Abdullah, ash-Shaikh menyebut seruan jihad di Suriah harus dianggap sebagai "pengkhianatan terhadap negara ", mengacu pada rezim Saudi. Hal ini dilaporkan oleh pers Saudi , khususnya surat kabar terkemuka Al-Eqtisadiah dan Al-Watan.
Perlu diingat bahwa tidak lama sebelum muncul penolakan, para ulama Istana yang terkenal Arab Saudi, termasuk mufti Aal ash-Shaikh dan Saleh al-Fawzan, menemui Istana Raja Abdullah di Riyadh, di mana mereka bertemu dengan para pejabat senior Saudi yang difilmkan di video dan difoto .
Pada pertemuan itu Raja Abdullah menawarkan untuk mengeksekusi (membunuh) mereka yang menyerukan umat Islam pergi ke jihad di Suriah.
"Sangat disayangkan bahwa ada beberapa orang yang mengarahkan para pemuda melakukan tindakan yang berbahaya, dan penjara bagi mereka tidak cukup. Orang-orang ini ingin mendorong anak-anak muda, dan menyesatkan mereka", kata Abdullah, mensikapi pertemuan dengan para ulama istana.
"Saya pikir mereka layak mendapatkan hukuman berat ", ungkap Raja Abdullah seperti dikutip oleh Arab News.
Rezim Arab Saudi dibawah Raja Abdullah sangat kawatir terhadap anak-anak muda mereka yang memiliki ghirah yang tinggi, dan mereka ingin berjihad di Suriah, membebaskan Muslim Suriah yang sekarang dihancurkan oleh rezim Syiah Alawiyyin, di masa depan menjadi ancaman bagi para penguasa tiran Saudi itu.
Karena itu, Abdullah menggunakan para ulama dan mufti menjadi corong kerajaan, dan mengeluarkan fatwa atau larangan bagi para pemuda Saudi berjihad di Suriah. Karena, usaia perang dan jihad di Suriah, kawatir akan menjadi berbalik menjadi ancaman bagi rezim Saudi yang menjadi alat Amerika ddan sekarang berkiblat juga ke Rusia.
Arab Saudi dan Raja Abdullah telah mendorong rezim militer di bawah Jendral Abdul Fattah al-Sissi melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Mohamad Mursi.
Arab Saudi dan para penguasa kerajaan itu, lebih takut dengan Gerakan Islam seperti Ikhwan, dibandingkan dengan Iran dan Israel, karena Iran dan Israel sudah menjadi sekutu Amerika, dan para penguasa Kerajaan Arab Saudi sudah menjadi bagian dari kepentingan Amerika. af/hh.