Jakarta (voa-islam.com) Bertauladanlah kepada Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, karena tidak ada satupun manusia di dunia ini yang layak ditauladani, kecuali Rashul Shallahu' alaihi wassalam yang memiliki sifat shiddiq (jujur), karena itu beliau mendapatkan gelar al-amin.
Sifat shiddiq-jujur Rasulullah Shallahu alaihi wassalam itulah yang membuat risalah-Nya, sampai hari ini dipedomani seluruh Muslim di dunia. Tidak ada yang dapat menggantikan ajarannya, dan sunnahnya, sejak beliau mulai dakwahnya, 1434 Hijriyah yang lalu.
Sekarang kita memasuki 1435 Hijriyah, kita harus memperbaharui aqidah, iman, dan tauhid kita, dan melakukan hijriyah dari kehidupan yang kufur, bathhil, dan fasad yang telah membuat gelap kehidupan ini kepada kehidupan tauhid dan shiddiq.
Bagi Muslim di seluruh sadunia, wajib bersyukur, melalui Rasulullah Shallahu alaihi wassalam diberikan peninggalan "Risalah" berupa al-Qur'an yang menjadi hudan (petunjuk) bagi kehidupan mereka.
Inilah warisan yang sangat berharga dibandingkan dengan bentuk "warisan" apapun dari nenek moyang kita. Karena dengan warisan ini, nanti akan menyelamatkan kita, di dunia dan akhirat.
Ada kisah salafush shalih yang membentang, seperti yang pernah dikisahkan oleh Muawiyah ketika dia mendengar hadist dari Abu Hurairah, dan menangislah dia, hingga janggutnya basah bersimbah air mata, lantas dia pingsan. Mengapa?
Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, tentang tiga golongan yang akan dimasukkan ke dalam neraka, yaitu orang alim (orang berilmu), dermawan, dan mujahid.
Ketika, sesudah sadar Muawiyah, lalu berkata, "Sungguh benar apa yang dikatakan Rasulullah Shallahu' alaihi wassalam, ketika beliau membaca firman Allah Rabbu Alamin :
"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikn. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh akhirat, keuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sia apa yang mereka kerjakan". (QS : Hud : 15-16)
Sheik Abdullah Azzam sering terguncang hatinya, manakala membaca ayat diatas, sebelum membaca kisah Muawiyah. Sheikh Abdullah Azzam, mengatakan, ayat di dalam Surah Hud, merupakan ayat yang paling menakutkan dirinya.
Syaikhul Islam berfatwa bahwa talak dalam satu ucapan dianggap sebagai satu talaq saja. Muridnya, Ibnu Qayyim juga berfatwa demikian. Sedangkan fatwa beliau itu, bertentangan dengan pendapat para fuqaha mazhab yang empat pada saat itu.
Kemudian, musuh-musuh beliau, menangkapnya dan menaikannya diatas unta, kemudian beliau diarak keliling kota Damaskus. Sementara itu, orang-orang bodoh membangkitkan permusuhan umat kepada beliau. Anak-anak kecil mengikuti dari belakangnya, seraya mengejek sambil berepuk tangan. Lalu, sesudah itu mereka memanjarakan Syaikhul Ibn Tamiyyah.
Dalam kitab Majmu' Fatawa beliau berkisah, "Sebelum aku dimasukkan ke dalam penjara, aku senantiasa mengunjungi beberapa keluarga miskin untuk disantuni. Dan, ketika aku dimasukkan ke dalam penjara, maka terputuslah bantuana yang dapat aku berikan kepada keluarga miskin itu.
Aku bersedih karenanya. Suatu ketika, datang berita kepadaku dari keluarga-keluarga miskin itu. Berita itu mengatakan, "Sesungguhnya engkau datang sendiri kepada kami. Dan kemudian engkau memberi kami bantuan seperti bantuan yang dahulu biasa engkau berkan kepada kami".
Ibnu Taimiyah berkat, "Ketahuilah bahwa saudara-saudara kami dari golongan jin telah menggantikan telah menggantikan kedudukan kami. Jika seluruh penduduk bumi tidak lagi bersahbat, maka jin yang alim dan malaikat akan senantiasa menyertai orang mukmin".
Selanjutnya, ada seorang lekaki yang pernah hidup diantara kita, dan dia telah ditawarkan padanya berbagai kenikmatan dunia, ketika beliau berada dibalik terilai besi (penjara). Mulai dari berupa jabatan menteri, bendaraha partai sosialis yang berkuasa, direktur penerbitan buku, sampai menteri pendidikan dan pengajaran.
Selama beliau dipenjara, sebagian besar waktunya dihabiskan di kamar perawatan didalam penjara itu. Sebab dalam tubuh beliau yang sangat kurus itu bersarang beberapa penyakit. Apabila kebetulan salah seorang pemimpin yang simpagti kepada Islam berkunjung ke dalam penjara dan minta bertatap muka dengan Sayyid Qutb, maka beliau memerlukan bak mandi air panas, untuk menghangatkan tubuhnya selama dua jam, dan baru setelah itu beliau dapat menemui seseorang.
Akhirnya, Sayyid Qutb dihukum mati. Sebelum dijatuhi hukuman mati, dan diekskusi, beliau mengucapkan katap-kata sebagai berikut :
"Sesungguhnya jari tangan yang selalu bersaksi akan keesaan Allah dalam shalat, benar-benar menolak menulis satu hurufpun untuk mengakui hukum thagut".
Lalu, Sayyid Qutb kembali kepada Rabbnya. Berapa banyak mereka yang tertawa dan menangisi kepergiannya.
"Berapa banyak orang-orang Mesir yang menertawakan, meski keadaan beliau saat itu sangat menyedihkan dan memilukan".
Untuk menyempurnakan sandiwara itu, para penguasa thagut mendatangkan seorang Sheikh untuk mengiringi beliau sebelum naik ke tiang gantungan. Ulama itu berkata kepada Sayyid Qutb, "Diantara ketetapan hukuman mati itu, anda diminta mengucapkan "Asyhadu an La Ilallah wa asyhadu anna Muhammad rasulullah. Untuk itu bacalah syahadat itu.
Sayyid Qutb memandang orang itu, dan berkata, "Engkau juga ikut datang melengkapi sandiwara ini? Engkau juga datang wahai tuan? Kalian dapat makan roti karena kalimat La Ilaha illah, sedangkan kami dihukum mati dikarenakan ; La Ilaha illah".
Sayyid Qutb dihukum mati dalam penjara khusus dan sampai sekarang familinya tidak ada yang tahu di mana kuburnya. Pernah suatu ketika salah seorang anggota keluarganya mengadu kepada Sheikh Abdullah Azzam dengan perasaan sedih. "Seandainya kami mengetahui kuburnya, sehingga kami dapat menziarainya. Saya katakan padanya, "Sesungguhnya Allah mengetahui di mana kuburnya, lalu apa perlumu dengan kuburnya?".
Sayyyid Qutb bertemu Rabbnya. Buku tafsirnya Fi Zhilalil QAur'an, sepanjang hidupnya belum pernah cetak, kecuali sekai saja. Namun, pada tahun saagt beliau dihukum di tiang gantungan, kitab itu dicetak sampai tujuh kali!! Bahkan percetakan-percetakan Kristen di Beirut, apabila terancam bangkrut, maka yang lain memberi saran agar menyelamatkan percetakannya dengan mencetak tafsir Fi Zhilalil Qur'an. Mereka berkata, "Cetaklah Azh-Zhilal, pasti percetakanmu akan lancar kembali".
Memang, tahun l966, Sayyid Qutb dihukum mati. Namun, tak ada orang yang berani membuka mulut. Sheikh Abdullah Azza mendengar Direktur Radio "Suara Arab", Ahmad Said, memberikan komentar pada hari digantungya Sayyid Qutb. Katanya, "kami telah menggantung mati Sayyid Qutb, karena dia bermaksud menghancurkan bendungan Qanathir Khairiyah, dan berusaha membunuh Ummu Kultsum, penyanyi paling terkenal di Mesir serta Abdullah Halim Hafizh. Dan, akhirnya tempat kembali dia adalah neraka jahanam. Sesungguhnya neraka jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali".
Karena itu, darah Sayyid Qutb belum kering sesudah delapan bulan kematiannya, allah menghinakan Presiden Gamal Abdul Nasser, dan menghinakan bangsa Arab dengan kehinaan yang tiada tandingannya dalam lembaran sejarah mereka.
Pada saat ulama digantung mati, orang-orang shalih dimusuhi, para da'i diteror dan diancam, dan terus dimata-matai, kaum Muslimin dirusak kehormatannya, bagaimana Allah Rabbul alamin tidak cemburu?
"Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku akan mengumumkan perang dengannnya". (HR; al-Bukhari).
Bagaimana dengan orang-orang yang memusuhi semua wali Allah? Kalau hanya seorang wali-Nya saja, Allah telah demikian murka?
Maka, berlakulah hidup zuhud terhadap dunia, bersikaplah shiddiq (jujur), dan janganlah menganiaya diri sendiri dengan perbuatan atau amal yang dapat mendatangkan murka Allah.
Bersikap shidiq terhadap Allah Rabbul Alamin, diri sendiri, dan orang lain, pasti Allah Rabbul Alamin akan memberikan kemuliaan dan penghargaan kepada kita. Kita harus berhijrah dari kehidupan yang melenakan ini. Wallahu'alam.