View Full Version
Ahad, 10 Nov 2013

Abu Muhammad al-Maqdisi Mengutuk Anggotanya yang Menyerang Ikhwan

Amman (voa-islam.com) Issam Barqawi  yang lebih dikenal sebagai Abu Muhammad al – Maqdisi, tokoh Salafi Jihadi, warga Palestina, dan sekarang berada dalam penjara  pemerintah Yordania, mengutuk keras anggota gerakannya yang menyerang Ikhwanul Muslimin,  saat mereka menghadapi kekerasan dan penindasan oleh militer di Mesir.

Al Maqdisi  yang berada dalam tahanan pihak berwenang Yordania menulis surat panjang berjudul, "Keadilan adalah kualitas orang-orang terhormat ", dan salinan suratnya telah dikirimkan kepadanTV  al Jazeera.

Dalam surat itu al-Maqdisi, mengatakan dia sedih melihat anggota gerakannya menyerang Ikhwanul Muslimin melalui pernyataan, tulisan-tulisan, pidato, dan memfitnah mereka, sebagaimana yang diinginkan rezim militer Mesir.

Al Maqdisi mengatakan, "Sikap seperti itu membuat saudara-saudara kita,  tidak sengaja bergabung dengan barisan para penindas, tiran, dan kaum murtad, di mana mereka melakukan  serangan terhadap semua yang berhubungan dengan Islam", tegas al-Maqdisi.

Al Maqdisi mengatakan, melihat adanya laporan yang tidak adil, dan menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai lebih buruk daripada golongan sekuler. Sejatinya pemimpin kudeta itu sebagai murtad, serta tirani, tegasnya.

Surat al-Maqdisi itu antara lain isinya, "Seluruh dunia harus tahu bahwa kita tidak menuduh ketidak murnian Gerakan  Ikhwanul  Muslimin.  Mereka adalah Muslim, seperti kita. Meskipun, ada perbedaan pandangan dan ijtihad tentang agama diantara kami. Bahkan jika mereka  menuntut, kami  tidak akan mengikuti jalan yang mereka lakukan, di mana ketika mereka secara tidak adil menuduh kami teroris .

Kita harus mengikuti perintah Allah dan bersikap baik kepada mereka. Hal ini tidak etis atau jantan, dan kita  bersuka-cita atas umat Islam yang tidak setuju dengan kita, ketika kita melihat musuh Allah, bertindak tidak adil, dan menganiaya mereka. Mereka yang menentang,  karena mereka bersikap moderat'. Rezim militer akan lebih memusuhi kita dan Islam yang mereka gambarkan sebagai, “ ekstremis, radikal, dan teroris”.

Al-Maqdisi mengecam negara-negara Teluk Arab dan negara-negara lain yang telah mendukung kudeta di Mesir, dan menanggapi laporan anggota gerakannya yang beredar melalui situs jihad, dan  menyerang Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Presiden Mohammad Mursi .

Seorang pemimpin Salafi senior yang tidak mau disebut namanya, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pesan al- Maqdisi bertujuan untuk menyelesaikan perdebatan yang sedang berlangsung dalam gerakan Salafi Jihadi tentang kondisi dan situasi yang dialami Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Al-Maqdisi mengatakan,  "Pemimpin gerakan ini telah sepakat untuk tidak  ikut menzalimi Ikhwanul Muslimin Mesir,  dan berhenti menyerang mereka. Kami berdoa agar Allah membalas terhadap orang-orang yang menganiaya mereka. Meskipun perbedaan pendapat tentang pandangan agama diantara kami, dan sebagai fakta,  kami menentang penerimaan mereka menggunakan konstitusi, dan bersumpah menghormati konstitusi yang ada, tanpa ada perintah Allah", ungkap al-Maqdisi.

Bassam Nasser, seorang peneliti pada kelompok Islam, dan fokus pada Salafi mengatakan, "Pesan al-Maqdisi itu diarahkan ke juru bicara dari “Negara Islam di Irak, dan ”Abu Muhammad al Adnani “,ujarnya.

Nasser mengatakan, "Al Adnani" baru saja menyerang Ikhwanul Muslimin dalam rekaman audio yang menggambarkan mereka sebagai , “Partai sekuler”  dengan jubah Islam, dan lebih berbahaya daripada sekuler. Sebenarnya, "Posisi Al - Maqdisi hanya dapat dibaca sebagai sikap moral par-excellence”, tukasnya.

Meskipun, ada perbedaan prinsip-prinsip yang mendasar dengan Ikhwanul Muslimin , termasuk sikap mereka pada demokrasi dan partisipasi mereka dalam pemilihan parlemen yang dianggapnya sebagai pelanggaran berat, tetapi al-Maqdisi  juga menganggap  itu sebagai sikap pengecut, menyerang Ikhwan dalam masa-masa sulit, ketika mereka sedang ditangkap,  ditahan, disiksa dan dibantai oleh para pemimpin kudeta Mesir". Semoga.  Wallahu'alam. 

 


latestnews

View Full Version