Jakarta (voa-islam.com) Berkembangnya kelompok al - Shabab, yang lahir antara tahun 1980-an dan 1990-an, memiliki efek bola salju yang sangat luas terhadap gerakan jihad di seluruh dunia.
Data empiris yang ada bahwa antara 1968 sampai 2005, menunjukkan 94 persen dari semua serangan terhadap kepentingan Barat dan kroninya yang melakukannya kelompok Jihadis.
Secara umum, kelompok Jihadis berafiliasi dengan jaringan al-Qaeda, seperti al-Shabab, menurut hasil investigasi yang dapat dikonfirmasi, terjadinya serangan mematikan dan menelan korban yang tinggi itu, sebagian besar pelakunya, menurut intelijen Barat, seperti pengeboman terhadap Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania pada tahun 1998, serangan terhadap kota Moskow tahun 1999, dan serangan Gedung WTC, 9 September, 2001, dilakukan kelompok “teroris”.
Al-Shabab dibentuk oleh “Uni Pengadilan Islam” , tahun 2006, dan dikendalikan di ibukota Mogadishu. Kelompok ini diperkirakan memiliki sekitar 7.000 sampai 9.000 pejuang. Terutama direkrut dari Muslim Somalia, tetapi juga dari negara-negara Barat.
Kelompok al-Shabab secara resmi berjanji setia kepada pemimpin Al-Qaeda-Usamah bin Laden, pada September 2009. Al-Shabab menguasai sekitar separuh wilayah selatan-tengah Somalia. Di masa lalu, al- Shabab telah membuktikan kemampuannya melancarkan serangan mematikan di luar perbatasan Somalia.
Pada tanggal 11 Juli 2010, al- Shabab mengaku bertanggung jawab atas pemboman terhadap sebuah klub malam yang sedang menonton pertandingan Piala Dunia di kota Kampala, ibukota Uganda. Menewaskan lebih dari 70 orang. Menurut al–Shabab, serangan yang dilancarkan menghukum Uganda, karena membantu pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia .
Al-Shabab juga dikaitkan dengan pelatihan militer kelompok “Boko Haram” (Pendidikan Barat adalah haram) Nigeria, dan menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak didirikan pada tahun 2002. Agustus 2011, Jenderal Carter Ham, Panglima Amerika Serikat "Africa Command" (AFRICOM), menyatakan bahwa Boko Haram disponsori oleh al-Qaeda dan al-Shabab.
Carter Ham menuduh bahwa kedua kelompok Jihadis bersama dengan Boko Haram menjadi kekuatan jihadis paling handal di Afrika. Dia menggambarkan bahwa sebagai “hal yang paling berbahaya terjadi tidak hanya terhadap rakyat Afrika, tapi kami”, tegasnya.
“Keduanya, al- Shabab dan Boko Haram beralliran ideologi Salafisme radikal”, tambahnya.
Mereka menegaskan bahwa, “Siapapun yang tidak mengikuti Al-Qur’ran yang diturunkan Allah adalah melampaui batas”. Anggota kelompok Jihadis memiliki tugas berjuang melawan terhadap “musuh-musuh Islam”, baik di dalam maupun di luar negeri.
Para anggotanya memahami penggulingan pemerintahan sekuler sebagai kewajiban, karena penguasa sekuler dipandang sebagai condong ke arah cara-cara musuh-musuh Islam.
Al-Shabab dapat disejajarkan dengan kelompok Islam Jama'at Ansar al-Muslimin fi Bilad al- Sudan (Pendukung Islam di Tanah Sudan ) yang muncul di utara Muslim Nigeria, dan dengan tujuan utama yaitu “memulihkan martabat umat Islam seperti di zaman kekhalifahan ... dan metode mencapai tujuan dan sasaran itu dengan jalan jihad”.
Pada tahun 2012 , Ansarul al-Muslimin, sebagai kelompok yang dikenal telah menculik dan membunuh tujuh orang asing. Menurut pernyataan yang dirilis oleh kelompok itu, penculikan dan pembunuhan terhadap orang asing, merupakan respon terhadap serangan terhadap Islam oleh negara-negara Eropa seperti di Afghanistan dan Mali .
Jihad Global Al - Qaeda
Serangan Al–Shabab terhadap Wesgate, di Kenya, harus dipahami sebagai kampanye jihad global oleh kekuatan al-Qaeda terhadap kepentingan Barat dan Zionis-Israel.
Tujuan Gerakan Al – Qaidah adalah menyatukan dunia Islam di bawah ajaran Islam Sunni yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah, penolakan terhadap pemerintahan sekuler, dan menyatukan institusi negara Muslim yang ada, dan mengintegrasikan semua masyarakat Muslim dibawah sistem di Khilafah.
Pembebasan wilayah Muslim dari pendudukan asing, dan menyatakan, serta kewajiban jihad yang mengikat Muslim di seluruh dunia dalam rangka membebaskan dunia Muslim dari pengaruh budaya dan politik kaum kafir musyrik (yahudi dan nasrani).
Al-Qaidah membangun sebuah manhaj yang syamil (konprehensif) yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah, dan akan menyatukan semua kelompok Jihadis dibawah al-Qaeda, dan tidak melakukan sikap takfiri, yang membenarkan menyerang pemerintah korup di negeri-negeri Muslim.
Tetapi menargetkan musuh utama kaum Muslimin, yaitu Amerika Serikat, Zoinis, dan Barat. Soliditas ideologi (manhaj) gerakan yang syamil itu, membantu Gerakan al-Qaeda memperoleh kekuatan organisasi dalam membangun gerakan yang lebih luas, di seluruh dunia.
Al-Qaeda mendirikan organisasi regional di Semenanjung Arab ( AQAP ) dan berkembang di Irak (AQI ) dan Maghreb ( AQIM ) yang memperkuat kemampuan organisasinya untuk menampilkan diri sebagai kelompok militan Islam terkemuka.
Bahkan saat ini mereka melakukan sejumlah serangan terhadap kepentingan Barat, dan pemimpin kelompok-kelompok seperti al- Shabab yang telah bergabung dengan Al-Qaeda berhasil membuat front bersatu di bawah kepemimpinan al-Qaeda.
Tidak mengherankan, kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda berhasil melakukan serangan terhadap semua kepentingan Barat di negara masing-masing.
Serangan Mumbai (India) 2008 adalah bukti jelas bahwa gagasan al-Qaeda menyerang musuh-musuh Islam secara global telah menemukan lahan subur di antara kelompok militan Islam Pakistan, seperti Lashkar-e-Taiba yang di masa lalu hanya terfokus pada India .
Al-Qaeda tidak memiliki kontrol atas struktur dan anak seperti terhadap al- Shabab yang tersebar di Somalia. Al-Qaeda bukanlah sebuah organisasi hierarkis dengan kontrol ketat semua gerakan Jihadis di seluruh dunia. Tetapi, mereka memiliki ikatan yang kokoh berdasarkan ideologi (manhaj) dan adanya ikatan hati (ta’liful qulub). Sebaliknya, organisasi kelompok Jihadis beroperasi secara hirarki.
Karena ideologi pemersatu yang sudah ada, al- Qaeda hanya perlu memberikan “kepemimpinan strategis” dibangdikangkan “pengawasan sehari-hari”. Namun demikian, sebelum melancarkan serangan apapun, semua kelompok al- Qaeda yang berafiliasi, diharuskan meminta persetujuan dari pimpinan al-Qaeda pusat. Seperti serangan terhadap Westgate, di Kota Nairobi, Kenya oleh al- Shabab, tidak boleh merusak tujuan strategis Al-Qaeda .
Sangat jelas, gerakan kelompok Jihadis seperti al-Shabab, tidak terlepas dari kelompok jihad lainnya di Afrika - termasuk Boko Haram, Ansar, dan sayap al-Qaidah di Afrika Utara.
Serangan terhadap kelompok-kelompok Jihadis ini dalam beberapa tahun terakhir – yang dilakukan militer Nigeria terhadap Boko Haram, serangan Perancis terhadap jaringan al- Qaeda di Mali, tindakan keras pasukan Uni Afrika (AU) terhadap al-Shabab di Somalia, hanya semakin memperkuat posisi kelompok Jihadis di berbagai belahan Afrika. Semata. Bukanlah melemahkan kekuatan kelompok Jihadis. Wallahu'alam. *mashadi.