JAKARTA (voa-islam.com) Jihad di Suriah sangat diminati oleh kalangan muda Muslim. Suriah menjadi ladang baru jihad, sesudah Irak dan Afghanisan. Kalangan muda terdidik berduyun-duyun pergi ke Suriah berjihad. Mereka datang dari seluruh dunia.
Mereka datang dari Eropa, Amerika, Negara-negara Arab, dan Afrika. Suriah benar-benar menjadi tempat “inkubator” bagi lahirnya generasi Mujahid global.
Mereka yang pergi berjihad ke Suriah, jumlahnya bisa lebih 11.000 Mujahidin yang berasal dari lebih 70 negara. Para Mujahidin yang sekarang berada di Suriah itu, termasuk dari sejumlah negara Eropa Barat.
Mereka berjuang bahu-membahu dengan saudara mereka dari berbagai negara, memanggul senjata, bertujuan ingin membebaskan Suriah dari cengkeraman rezim Syiah Alawiyyin Presiden Bashar al – Assad, ungkap sebuah kelompok peneliti indepeden yang dikeluarkan ICRS, pada Selasa,17/12/2013 .
'Kami memperkirakan bahwa - dari akhir 2011 sampai dengan 10 Desember tahun 2013 – jumlah Mujahidin mencapai 11.000 Mujahid yang sudah terlibat dalam perang Suriah k melawan rezim Bashar al-Assad', ungkap Pusat Studi Radikalisasi Internasional( ICSR ), sebuah kerjasama lima universitas yang berbasis London .
Laporan ICRS menunjukkan bahwa Mujahidin berasal dari Arab dan Eropa merupakan pejuang asing yang paling besar jumlahnya mencapai 80 persen. Tetapi, terdapat Mujahidin dari Asia Tenggara, Amerika Utara , Afrika , Balkan dan negara-negara bekas Uni Soviet, dan mereka terlibat dalam perjuangan membebaskan Suriah dari tangan Bashar al-Assad.
Para Mujahidin yang sekarang berjihad di Suriah, sebagain mereka bergabung dengan Jabhah al-Nusrah dan ISIS, ungkap ICRS. Kalangan pengamat ahli strategi militer Barat, sangat kawatir kelompok-kelompok Mujahidin yang bergabung dengan pejuang yang memiliki afiliasi dengan al-Qaidah.
Mujahidin berasal dari Eropa Barat, terutama Mujahidin yang berasal dari Perancis dan Inggris, kelompok terbesar yang jumlahnya mencapai 18 persen. Kalangan muda Muslim mereka sangat antusias ikut dalam jihad di Suriah, dan Suriah sangat menjadi impian mereka. Cita-cita mendapatkan syahid di meda jihad yang sangat menantang seperti Suriah. Tentu, barisan Mujahidin yang paling besar sumbangan ke Suriah, berasal dari Timur Tengah dan Arab jumlah mereka mencapi 70 persen.
Menurut ICRS jumlah Mujahidin yang pergi ke Suriah mengalami peningkatan peningkatan tiga kali lipat, terutama Mujahidin berasal dari Eropa Barat, sejak bulan April lalu. Panggilan jihad ke Suriah bagi kalangan muda Muslim, penyebabnya masuk milisi Hisbullah Lebanon, milisi Syiah Irak, Garda Republik Iran, di mana mereka mendukung rezim Syiah Alawiyyin Bashar al-Assad. Kedatangan milisi-milisi Syiah dari Lebano, Irak, Iran, dan Yaman, seperti menyulut kalangan muda Muslim diseantero dunia Islam, khususnya kalangan Sunni, melibatkan diri dalam kancah perang di Suriah.
“Ini memperkuat persepsi bahwa konflik semakin menghebat di Suriah, dan melibatkan berbagai kekuatan di luar negara itu, karena tendensi konflik di Suriah adalah konflik Syiah-Sunni”, ujar ICRS. Apalagi, kekejaman rezim Bashar al-Assad sangat luar biasa. Assad telah melakukan kejahatan kemanusiaan. Termasuk menggunakan senjarta pemusnah massal (gas sarin), dan mengakibatkan ribuan penduduk Goutha di pinggiran Damaskus tewas.
Suriah menjadi “episentrum” krisis global, dan akan menentukan perubahan secara global, khususnya Dunia Islam, dan semua berawal dari Suriah.
Perang di Suriah manifestasi perang antara kekuatan kafir musyrik yaitu yahudi, nasrani, syiah dalam bentuk konkritnya rezim Syiah Alawiyyin Bashar al-Assad, melawan kekuatan para pejuang Ansharullah yang ingin menghapuskan segala bentuk kekuatan kafir musyrik, dan inilah yang menyebabkan Suriah menjadi “magnetik” yang begitu memiliki daya tarik yang sangat kuat.
Jika para Mujahidin mengalahkan persengkokolan jahat kafir musyrik di Suriah, maka selanjutnya akan dapat menjadi pintu dan garda depan membebaskan Masjidil al-Aqsha dari cengkeraman Zionis-Israel.
Tahun 2014 ini, momentum sejarah yang paling penting, di mana kekuatan Mujahidin seluruh dunia yang berkumpul di Suriah, selanjutnya akan menentukan perjalanan sejarah Dunia Islam. Di mana ibaratnya “ibu melahirkan” penuh dengan darah, dan lahir “bayi laki-laki” peradaban tauhid, mengalahkan peradaban syirik dengan jihad.
Tahun 2014 ini, Amerika meninggalkan Afghanistan, dan semakin melemahnya kekuatan pendukungnya di Afghanistan yang menjadi boneka kaum kafir musyrik. Taliban akan menggenggam pemerintahan baru di Afghanistan menggantikan “badut” Hamid Karzai.
Di Irak, rezim Syiah Nur al-Maliki sudah tidak lagi sanggup menghadapi Mujahidin Irak, dan perang terus berkecamuk di Irak. Perang antara kekuatan Mujahidin melawan kaki tangan Amerika dengan kedok sebagai rezim Syiah.
Hakikatnya perjanjian antara negara Barat dengan Iran, di Jenewa, tanggal 24 Nopember lalu, secara telanjang dan gamblang, menunjukkan adanya kolaborasi antara kekuatan kafir musyrik, yahudi -nasrani, dan majusi yang sekarang bermetamorpose dengan wajah baru yaitu Syiah. Mereka bersama-sama ingin menghapus kekuatan “muwahid” (kekuatan kaum penganut tauhid), yang diwakili oleh al-Qaidah.
Wahai Mujahidin! Bersabarlah, istiqomahlah, dan tsabat (kokoh) menghadapi kekuatan kafir musyrik, karena hakekatnya mereka itu seperti digambarkan oleh al-Qur’an, mereka seperti sarang laba-laba, meskipun seakan-akan mereka itu sangat kuat. Kemenangan pasti akan datang. Bersabarlah. Wallahu’alam. *mashadi.