JAKARTA (voa-islam.com) - Menjelang Natal Kapolri Jendral Pol Sutarman melaporkan kepada Presiden SBY, bahwa ada ancaman keamanan terhadap perayaan Natal oleh kelompok teroris. Karena itu, Presiden SBY meminta aparat keamanan melakukan pengamanan terhadap Gereja yang akan menjadi pusat perayaan Natal.
Tak kurang dari 32.000 personil Polri dan TNI yang dikerahkan mengamankan perayaan Natal. Termasuk ribuan personil dari Banser (NU) ikut mengamankan Natal di berbagai daerah. Sementara itu, menjelang malamn Natal, Panglima TNI, Jendral Moeldoko dan Kapolri Jendral Pol.Sutarman melakukan kunjungan ke Gereja Kathedral di Jakarta. Ini menandakan, bahwa TNI dan Polri serius dalam menangani keamanan Gereja.
Menjelang perayaan tahun baru Densus 88 melakukan penyergagapan terhadap terduga teroris yang disebut kelompok “Ciputat”, dan 6 orang terduga teroris tewas oleh Densus 88. Sesudah 6 orang terduga teroris tewas, polisi sibuk membuat klarifikasi dan membuat pembenaran segala tindakannya yang membunuh terduga teroris itu. Operasi penyergagapan terhadap terduga teroris itu berlangsung selama 12 jam!
Pagi hari 1 Januari 2014, rakyat yang baru bagun dari kantuknya semalam, bangun sudah mendapatkan suguhan kenaikan Elpiji tabung 12kg. Semua rakyat meraung dengan kenaikan Elpiji itu. Hanya dalam waktu 24 jam, Presiden SBY memerintahkan peninjauan kenaikan Elpiji itu.
Akhirnya, sesudah terjadi polemik di media, Presiden SBY mendapatkan kepastian Elpiji hanya naik Rp 1.000 rupiah. Pertamina menganulir keputusannya yang menaikkan Elpiji 12kg, setelah dianulir Presiden SBY memerintahkan 'pengkajian kembali' dan harga baru Elpiji 12kg ditetapkan naik Rp 1.000 per kg-nya. Dengan penurunan harga, diperkirakan Elpiji 12kg akan berkisar antara Rp110-120 ribu rupiah.
Semua peristiwa itu, hanya satu hari menjelang konvensi calon presiden Partai Demokrat. Tentu yang banyak menikmati simpati Presiden SBY dan Partai Demokrat dari rakyat. Kemudian, semuanya ditutup dengan kehadiran SBY di acara “Haul Gus Dur” yang ke 4, di Jombang, dan dihadiri puluhan ribu warga Nahdliyyin. Dengan puji-pujian terhadap tokoh pluralisme Indonesia yaitu Gus Dur.
Sementara itu, klimaks dari peristiwa politik menjelang pemilu ini, obsesi Presiden SBY, memasukan sejawatnya mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum ke dalam tahanan KPK agar Anas dan kelompoknya tidak menganggu jaringan Partai Demokrat memenangkan pemilu 2014 nanti?
Tetapi, upaya memasukkan Anas Urbaningrum ke dalam tahanan KPK, tak urung membuat perlawanan pendukung Anas.
Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Ma'mun Murod mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat informasi adanya seorang pimpinan KPK yang datang ke Cikeas kemarin. Cikeas merujuk kepada rumah pribadi Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat (PD)SBY. Menurut Ma'mun, hal itu janggal dilakukan seorang pimpinan KPK. Sebab, pertemuan dilakukan sebelum penyidik KPK memanggil Anas untuk menjalani pemeriksaan hari ini, 7 Januari 2014.
"Informasi yang kami terima kemarin BW (Bambang Widjojanto) jam 2 siang datang ke Cikeas didampingi Wamenkumham (Denny Indrayana)", kata Mamun di kantor KPK, Jakarta, Senin, 6/1/2014.
Selebihnya Ma'mun tak mau berspekulasi soal kedatangan Bambang ke Cikeas. Yang pasti diyakini Ma'mun, ada perang kotor dalam penegakkan hukum kasus Anas. Benar-benar terjadi “The Dirty Game?” Wallahu’alam.